Senin 27 Apr 2020 16:29 WIB

Menteri ESDM Tegaskan Keberlanjutan Proyek EBT

Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi EBT yang menarik.

Rep: Intan Pratiwi / Red: Agus Yulianto
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pada Jumat (24/4) malam mengikuti Ministerial Roundtable International Energy Agency (IEA) on Economic Recovery Packages with a Focus on Energy Efficiency and Renewable Energy. Pertemuan yang diinisiasi oleh Menteri Perubahan Iklim, Energi, dan Utilitas Denmark, Dan Jorgensen ini, membahas penanggulangan dampak COVID-19 di sektor energi, efisiensi energi dan energi terbarukan.

Pertemuan virtual kali ini menghadirkan Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dan Menteri Energi dari berbagai negara, seperti Kanada, Perancis, Selandia Baru, Swedia, Swiss, Inggris, India, Finlandia, Italia dan Belanda.

Dalam pertemuan ini, Menteri Arifin mengungkapkan, Pemerintah Indonesia sangat menyambut baik dukungan IEA dan kerja sama antaranggota dalam upaya mengamankan pasokan energi selama masa pandemi Covid-19. Menurutnya, peran semua anggota IEA dalam mendorong pemulihan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan penanggulangan krisis kesehatan.

Dirinya juga percaya, bahwa sektor energi punya peran sentral dalam memulihkan hingga menjaga stabilitas perekonomian negara. Untuk itu, investasi energi baru terbarukan (EBT) harus perlu diperkuat. Hal ini yang menjadi alasan kuat Pemerintah Indonesia terlibat secara aktif dalam keanggotaan IEA.

"Indonesia secara tegas merespons krisis Covid-19, namun kita juga tidak boleh mengabaikan prioritas pengelolaan energi kita," katanya.

Menurutnya, pertemuan IEA ini menunjukkan bahwa prioritas mengatasi krisis dan pengelolaan energi dapat berjalan beriringan. Indonesia percaya bahwa energi adalah kunci pembangunan ekonomi, dan pengelolaannya harus berfungsi sebagai tulang punggung stabilitas ekonomi menuju pemulihan.

"Karena alasan inilah Indonesia saat ini memperkuat kebijakan untuk mendukung investasi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi, dan bekerja sama dengan IEA," ujar Arifin dalam siaran persnya, Senin (27/4).

Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim investasi EBT yang menarik guna mencapai target EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Secara khusus, Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol juga bersurat dan menyatakan dukungan kepada Menteri ESDM atas kebijakan serta langkah-langkah strategis Pemerintah Indonesia guna mencapai target tersebut. IEA juga mengundang Menteri Arifin untuk dapat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Transisi Energi Bersih yang rencananya akan dilaksanakan bulan Juli mendatang.

Sebagai informasi, pertemuan virtual malam tadi juga dihadiri beberapa pejabat setingkat Menteri dari organisasi internasional, seperti Deputy Secretary General - United Nations, Executive Vice-President - European Commission, Commissioner for Energy - European Commission, Ambassador/Permanent Delegation of Australia to the OECD, Director General - IRENA, dan General Secretary - International Trade Union Confederation

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement