REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan melaporkan hanya 10 kasus baru dari virus korona, artinya selama 26 hari berturut-turut di bawah 100 kasus. Kondisi ini membuat pejabat pemerintahan mempertimbangkan membuka kembali sekolah-sekolah.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun dalam pertemuan harian menginstruksikan pejabat pendidikan untuk menyiapkan langkah-langkah pembukaan sekolah, Senin (27/4). Dia meminta pejabat berkaitan memastikan kebersihan dan menegakkan jarak antara siswa di sekolah.
Pemerintah merencanakan akan melakukan pengumuman untuk memulai mendatangkan kembali siswa ke sekolah paling lambat awal Mei. Keputusan yang dipertimbangakan setelah kasus terus mengalami penurunan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan melaporkan, total nasional kasus virus korona menjadi 10.738 dengan 243 kematian pada Senin. Setidaknya 1.044 infeksi telah dikaitkan dengan kedatangan internasional.
Hanya saja, kasus yang berasal dari luar negeri ini juga telah mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Hasil ini didapatkan dengan pengawasan yang ketat bagi pendatang di Korea Selatan.
Dengan menggunakan program uji dan karantina secara aktif, Korea Selatan sejauh ini telah berhasil memperlambat penyebarannya tanpa melakukan sistem lockdown atau larangan bisnis. Namun, pemerintah telah menutup sekolah, sehingga menempatkan anak-anak melakukan belajar jarak jauh.