Ahad 26 Apr 2020 18:41 WIB

Bus Pariwisata di Bali Sudah tak Beroperasi

PO bus pariwisata terpaksa merumahkan karyawannya.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Bus Pariwisata (Ilustrasi)
Foto: persewaanbuspariwisata.blogspot.com
Bus Pariwisata (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Angutan Pariwisata Bali (Pawiba) mengungkapkan kondisi pariwisata di Bali semenjak pandemi Covid-19 terjadi sudah tak bergerak. Ketua Pawiba Nyoman Sudiarta mengatakan, operasional terus turun signifikan.

"Sejak Februari 2020, okupansinya sudah ada penurunan 80 persen. Lalu ada PM Nomor 25, sekarang karena suda sudah ada tamu hadir kami tidak ada yang operasi," kata Sudiarta dalam diskusi daring bersama Instran, Ahad (26/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan saat ini, PO bus pariwisata terpaksa merumahkan karyawannya. Sudirta mengatakan, bahkan saa ini sopir sudah memilih pulang kampung semenjak tidak lagi beroperasi.

"Kami ada 1.200 armada, jadi ada kru sekitar dua ribu orang. Pegawai ada 300 sampai 500 orang. Kondisi pariwisata sudah stuck," ujar Sudiarta.

Dia mengharapkan, pemerintah juga memberikan kebijakan untuk kelangsungan bisnis transportasi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Sudiarta menuturkan, stimulus yang dijanjikan pemerintah belum sampai di Bali.

Sudiarta mengharapkan, pemerintah dapat memberikan penundaan pembayaran angsuran cicilan kendaraan. "Bisa bertahap enam bulan pertama kemudian dievaluasi. Karyawan juga dirumahkan, ini ada kaitannya dengan BPJS. Kami sudah tidak melakukan kegiatan yang mana BPJS di luar pungutan upah diberikan relaksasi," ungkap Sudiarta.

Dia menambahkan, selain bagi kelangsungan bisnis, para kru bus hingga karyawan juga diharapkan mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT). Dengan begitu, meski bus tidak operasional namun para karyawan dan kru bus mendapatkan bantuan.

"Karyawan sudah dapat BLT, sembako juga sudah. Dari kita baru daftar ke kepolisian tapi dananya belum cair," ungkap Sudiarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement