Ahad 26 Apr 2020 16:35 WIB

Edukasi Cegah Covid-19 Bisa Dimulai dari Keluarga

Orang tua harus memperhatikan pilihan kata yang digunakan agar anak paham.

Seorang anak didampingi ibunya belajar.
Foto: ANTARA/Irsan Mulyadi
Seorang anak didampingi ibunya belajar.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Wisnu Widjanarko mengatakan, sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan penularan Covid-19 bisa dimulai dari keluarga.

"Edukasi mengenai Covid-19 bisa dimulai dari keluarga, misalkan orang tua dapat menyampaikan informasi kepada anak mereka mengenai risiko dan dampaknya," kata Wisnu di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Ahad (26/4).

Kendati demikian, Wisnu yang merupakan dosen komunikasi keluarga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman mengatakan orang tua harus memperhatikan pilihan kata yang digunakan agar anak dapat mudah memahami tanpa membuat anak merasa cemas.

Selain mengampaikan informasi mengenai Covid-19, kata dia, orang tua juga dapat mengajak anak-anaknya untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Orang tua dapat mengingatkan anak untuk sering cuci tangan, menjaga kebersihan, mengkonsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup," katanya.

Selain itu, kata dia, orang tua juga perlu memberikan penjelasan yang mudah dimengerti mengenai pentingnya menjaga jarak fisik, tidak berkerumun dan tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.

"Termasuk memberikan pemahaman mengapa harus tinggal di rumah selama masa pandemi ini," katanya.

Ia juga menambahkan bahwa selain menyampaikan informasi dan edukasi mengenai Covid-19, orang tua juga perlu mencari strategi agar anak tidak cepat bosan saat harus beraktivitas, bermain dan belajar dari rumah.

"Agar anak tidak cepat bosan maka orang tua harus memberikan tantangan kepada anak sehingga bisa tetap kreatif dan produktif. Orang tua bisa menawarkan suatu ide awal untuk memantik gagasan pada anak," katanya.

Selain itu, tambah dia, orang tua bisa memberi kepercayaan pada anak untuk mengeksplorasi ide dengan cara berdiskusi.

"Melalui diskusi, orang tua melatih diri untuk tidak mengintervensi, tapi sebatas membersamai sehingga anak juga semakin terasah kepercayaan dirinya, bahwa dia bisa melakukan hal-hal baru yang boleh jadi terlihat sederhana," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement