Ahad 26 Apr 2020 16:12 WIB

KNEKS Pantau Kondisi Industri Busana Muslim

Pemerintah berperan menjaga ketersediaan bahan baku produk agar industri lancar

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Peserta pelatihan program Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) memproduksi alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar keamanan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Unit Pelaksana Teknis Pusat BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020). BBPLK Semarang bekerja sama dengan Pemprov Jateng memproduksi baju pelindung tenaga medis tersebut guna memenuhi kebutuhan sejumlah rumah sakit di Jateng yang menangani kasus virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA FOTO
Peserta pelatihan program Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) memproduksi alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar keamanan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Unit Pelaksana Teknis Pusat BBPLK Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/3/2020). BBPLK Semarang bekerja sama dengan Pemprov Jateng memproduksi baju pelindung tenaga medis tersebut guna memenuhi kebutuhan sejumlah rumah sakit di Jateng yang menangani kasus virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) terus memantau dari hari ke hari, dampak pandemi Covid-19 terhadap berbagai industri yang merupakan sektor penting dalam ekonomi syariah Indonesia. Salah satunya industri modest fashion atau pakaian muslim. 

"Kami terus berupaya membuka komunikasi dengan komunitas pelaku industri modest fashion. Kami mendapatkan informasi, industri ini memang terdampak cukup besar dengan menurunnya permintaan dari pasar seiring diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di banyak tempat di Indonesia," ujar Direktur Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah KNEKS Afdhal Aliasar kepada Republika pada Ahad, (26/4).

Bahkan, lanjutnya, beberapa pelaku usaha yang tadinya sudah bersiap melakukan penjualan besar pada Ramadhan tahun ini, terpaksa harus menyimpan stoknya kembali. Di satu sisi, tingginya permintaan produk masker dan Alat Pelindung Diri (APD) juga memberikan peluang bagi mereka. 

Maka, para pelaku industri busana Muslim ini kemudian melakukan switching strategy demi menjaga  proses produksi tetap berjalan dan tenaga kerja tetap bisa dikaryakan secara maksimal. "Jadi switching produk ini hampir semua dilakukan oleh pelaku industri busana muslim," katanya. 

Menurut dia, peran pemerintah ke depan akan penting, khususnya menjaga supaya raw material dari beragam produk yang dibutuhkan masyarakat tadi tetap terjaga secara baik. Dengan begitu, pelaku industri busana muslim tetap bisa berproduksi lancar. 

"Pemerintah juga perlu memperhatikan secara lebih serius perihal dukungan basic industri. Tujuannya agar material-material yang biasanya impor bisa diproduksi di dalam negeri kita sendiri," tutur Afdhal. 

Baginya, pandemi ini merupakan dorongan bagi Indonesia agar mulai membangun ketahanan industri lokal. "Ke depan kami melihat, modest fashion tetap akan bisa bertahan walaupun demand di pasaran tidaklah sebaik sebelumnya," kata dia. 

KNEKS, menunggu kemunculan beragam inovasi desain busana. Seiring kondisi preventif atas penyebaran virus Covid-19 yang berdampak pula terhadap gaya hidup masyarakat. 

"Sekarang masker kain dengan beragam desain dan fungsional dan APD yang bukan hanya untuk tenaga medi. Namun juga sudah muncul demand untuk APD bagi industri pelayanan publik yang tetap harus melayani masyarakat konsumen namun selalu menjaga kesehatan petugas atau pegawainya dari resiko penularan," tutur Afdhal. 

Dirinya yakin, industri busana Muslim mampu bertahan dang bangkit lebih cepat, melalui perubahan atau berganti strategi. "Kita doakan bersama," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement