Mengganti Sholat Witir karena Berhalangan

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: A.Syalaby Ichsan

Ahad 26 Apr 2020 13:00 WIB

Imam masjid terkemuka melakukan sholat hajat di masjid Istanbul Turki meminta perlindungan dari Allh SWT di tengah pandemi corona. Turki juga berupaya menjemput warganya di luar negeri. Foto: AP Photo/Emrah Gurel Imam masjid terkemuka melakukan sholat hajat di masjid Istanbul Turki meminta perlindungan dari Allh SWT di tengah pandemi corona. Turki juga berupaya menjemput warganya di luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, Witir artinya ganjil, maka shalat Witir dilakukan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu dan maksimal 11 rakaat. Ustaz Edi Abu Marwa menjelaskan, ada beberapa cara dalam mengerjakan shalat Witir.

Dari hadis riwayat (HR) Muslim, Aisyah berkata, "Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah, atas kehendak Allah, beliau selalu bangun malam hari, lantas bangun tidur, beliau langsung bersiwak kemudian berwudhu. Kemudian, beliau melakukan shalat sebanyak sembilan rakaat tanpa duduk, kecuali pada rakaat kedelapan, lalu membaca pujian kepada Allah, shalawat, dan berdoa, dan tidak melakukan salam. Kemudian, beliau berdiri untuk rakaat kesembilan lalu duduk tahiyat akhir dengan membaca zikir, pujian kepada Allah, shalawat, dan berdoa, lalu salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian, beliau melakukan shalat lagi sebanyak dua rakaat dalam keadaan duduk."

Maka, Nabi Muhammad selalu sholat Witir sebelas rakaat setiap malam. Hanya saja, kata Ustaz Edi, setelah beliau lanjut usia, Rasul shalat Witir sebanyak sembilan rakaat dengan cara sama, yakni shalat tujuh rakaat dahulu dan melanjutkan dengan dua rakaat lagi.

Rasulullah pun selalu menjaga sholat witir. Ketika berhalangan, beliau meng-qadha (mengganti) sholat witir di lain waktu. "Rasul selalu menjaga shalat Witirnya. Bila beliau ketiduran atau sakit, maka beliau lakukan pada siang," ujar dia dalam kajian keislaman di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kembali berdasarkan HR Muslim, Aisyah berkata, "Dahulu, Nabi SAW bila disibukkan dengan tidur atau sakit dari menunaikan sholat malam, maka beliau sholat waktu siang hari 12 rakaat." Lebih lanjut, Ustaz Edi menjelaskan, shalat Witir tiga rakaat boleh dilakukan tiga rakaat sekaligus, bisa pula dengan duduk tasyahud awal setelah rakaat kedua. Namun, cara Witir jangan disamakan dengan shalat Maghrib.

"Jadi, untuk membedakannya, kalau sholat Maghrib, setelah duduk tasyahud awal kita tidak membaca surah lain setelah al-Fatihah. Hanya saja, kalau shalat Witir, setelah tasyahud awal lalu setelah al-Fatihah dilanjut dengan surah lain," ujarnya.

Ustaz Edi mengingatkan kita agar tidak meninggalkan shalat Witir, setidaknya satu rakaat usai shalat sunah rawatib ba'da Isya. "Tidak sampai dua menit kok, tapi itulah yang bisa menyebabkan kita dicintai Allah," kata dia.