Sabtu 25 Apr 2020 21:22 WIB

Menteri Populer Mundur, Presiden Brasil Terpukul

Menteri Kehakiman Brasil mundur karena tuduhan intervensi presiden di penegakan hukum

Red: Nur Aini
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DEJENEIRO -- Jair Bolsonaro mengalami pukulan terbesar sepanjang ia menjabat sebagai Presiden Brasil setelah menteri kehakimannya, yang sangat populer dan disebut sebagai 'menteri super', menyatakan mundur pada Jumat (24/4).

Saat mengumumkan mundur, Menteri Kehakiman Sergio Moro juga menuduh Bolsonaro kemungkinan mencampuri urusan penegakan hukum. Pengunduran diri Menteri Moro itu menambah kekacauan saat pemerintah sedang bergelut memerangi penyebaran cepat wabah virus corona.

Baca Juga

Moro mendapat dukungan luas dari masyarakat karena berhasil menjebloskan para politisi dan pelaku bisnis korup ke penjara ketika ia menjadi hakim. Ia menyatakan mundur karena Bolsonaro memecat kepala polisi federal Mauricio Valeixo atas alasan pribadi dan politis.

Aksi mundur Moro yang mengejutkan, juga tuduhan dari sosok yang dijuluki 'menteri super' itu, menjadi pukulan berat bagi Bolsonaro. Popularitas sang presiden sendiri sudah merosot karena ia dianggap meremehkan pandemi Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 3.600 warga Brasil dan menunjukkan tanda-tanda memburuk.

Bolsonaro menyebut tuduhan Moro "tidak berdasar". Ia menyangkal telah ikut campur dalam penyelidikan. Ia juga menegaskan bahwa dia memiliki wewenang untuk mengganti pejabat polisi federal.

"Saya berhak melakukan penunjukan, saya punya hak prerogatif dan kalau saya harus tunduk kepada bawahan saya, itu berarti saya sudah tidak lagi menjadi presiden republik ini," kata Bolsonaro dalam pidato terbuka. Saat menyampaikan pidato, ia diapit oleh sebagian besar anggota kabinetnya di istana kepresidenan.

Tuduhan Moro itu memicu protes dari seluruh kalangan politik Brasil. Mantan Presiden Fernando Henrique Cardoso mendesak Bolsonaro untuk mundur.

Kepala jaksa penuntut umum Brazil Augusto Aras meminta Mahkamah Agung membuka penyelidikan atas tuduhan tersebut. Krisis itu terjadi seminggu setelah Bolsonaro memecat Menteri Kesehatan yang juga populer, Luiz Henrique Mandetta, setelah keduanya berselisih paham mengenai cara mengatasi wabah virus corona.

Mandetta, seperti kebanyakan pakar kesehatan, mendukung perintah pembatasan sosial yang diberlakukan oleh para gubernur Brasil. Bolsonaro, sementara itu, menyebut pembatasan tersebut sebagai "racun", yang akibatnya pada sektor ekonomi bisa lebih membunuh daripada virus.

Brazil telah mencatat 357 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir, kata Departemen Kesehatan pada Jumat. Jumlah kematian setidaknya mencapai 3.670 karena angka kasus yang dikonfirmasi naik menjadi hampir 53.000.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement