Sabtu 25 Apr 2020 12:08 WIB

Ini Rentetan Masalah yang Muncul Pascapembatalan Eredivisie

Absennya juara Eredivisie pun pertama kali terjadi sejak 1945.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Edwin van Der Sar
Edwin van Der Sar

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Keputusan Federasi Sepak bola Belanda (KNVB) membatalkan seluruh kompetisi Liga Belanda musim 2019/20 menuai kontroversi. Bos Ajax Amsterdam, Edwin van der Sar menyebut, keputusan menyetop total kompetisi adalah hal yang tidak masuk akal.  

Ajax merupakan pemimpin klasemen sementara dengan torehan 56 poin, sedangkan AZ Alkmaar berada di bawahnya dengan poin yang sama namun selisih gol yang berbeda. Sejak Maret, aktivitas kasta tertinggi sepak bola Belanda itu sudah berhenti akibat pandemi virus corona.  KNVB sebenarnya sempat membuka harapan kembali menggelar kompetisi domestik, awal pekan ini. 

Namun, pemerintah Belanda melarang seluruh acara publik, termasuk agenda olahraga nasional hingga 1 September. Absennya juara Eredivisie pun pertama kali terjadi sejak 1945. 

"Sebagai pemain dan pelatih, kita ingin juara di lapangan. Kami berada di puncak klasemen. Jadi hal ini sangat tidak menyenangkan karena kami tidak akan juara, ini sangat tidak masuk akal," katanya seperti dilansir Daily Record, Sabtu (25/4).

Menurut mantan kiper Ajax dan Manchester United itu, banyak kepentingan yang disematkan dalam sepak bola. Kendati demikian, Ajax diperkirakan tetap mewakili Belanda ke Liga Champions musim depan. Sedangkan Alkmaar yang meraih poin sama, terpaksa harus melewati fase kualifikasi terlebih dahulu. 

Dalam rapat dengan 38 klub, KNVB memutuskan Feyenoord, PSV Eindhoven, dan Willem II Tilburg dapat mengikuti Liga Europa. Kebijakan ini diklaim sudah mengikuti arahan dari UEFA. 

Namun, masalah berlanjut ketika penghuni peringkat enam klasemen, Utrecht, tak berhak mengikuti Liga Europa. Padahal, mereka terpaut tiga angka di bawah Willem II Tilburg dengan sisa satu pertandingan, plus mengantungi satu partai final Piala Belanda kontra Feyenoord.  "Kami tidak dapat menerima ketika Piala (Belanda) tidak dihiraukan sebagai tiket menuju kompetisi Eropa," bunyi pernyataan resmi Utrecht. 

Selain itu, protes juga datang dari tim divisi kedua Liga Belanda, Cambuur yang terpaksa tidak dapat naik kasta ke Eredivisie. Pasalnya, mereka memimpin klasemen sementara dengan selisih 11 poin.  "Ini adalah skandal terbesar bagi sepak bola Belanda," kata pelatih Cabuur, Henk De Jong. terbesar bagi sepakbola Belanda," kata pelatih Cabuur, Henk De Jong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement