Jumat 24 Apr 2020 18:54 WIB

Pedagang Takjil di Perbatasan Nunukan Sepi Pembeli

Sempat ada larangan berjualan makanan di tempat umum di Nunukan.

Anggota Polisi memberikan himbauan kepada para pembeli dan pedagang makanan berbuka puasa atau takjil.
Foto: Prayogi/Republika
Anggota Polisi memberikan himbauan kepada para pembeli dan pedagang makanan berbuka puasa atau takjil.

REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Pedagang takjil Ramadhan di wilayah perbatasan tetap ramai berjualan. Mereka tetap berjualan berbagai jenis makanan, minuman dan kue-kue untuk berbuka puasa, meski wabah virus corona atau COVID-19 tengah melanda Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Salah seorang pedagang takjil di Tanah Merah Kelurahan Nunukan Utara, Indah, menuturkan, pemerintah daerah setempat memang melarang penjualan makanan minuman di tempat umum. Namun, pedagang diberikan keluasaan apabila menyediakan tempat cuci tangan bagi pembeli.

Baca Juga

"Memang ada larangan berjualan di tempat umum selama wabah Corona ini oleh ibu bupati (Nunukan). Tapi bisa saja berjualan asal menyediakan air cuci tangan bagi pembeli," kata Indah, Jumat (24/4).

Namun, Indah tidak antusias dengan sedikitnya kedatangan masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia- Malaysia untuk membeli makanan dan minuman berbuka puasa. Menurut dia, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat untuk keluar rumah membeli jajanan buka puasa.

Indah membandingkan kondisi ini dengan animo masyarakat setempat pada bulan suci Ramadhan tahun sebelumnya yang antri membeli takjil sejak pukul 16.00 WITA.

Pantauan di sejumlah ruas jalan dalam ibukota Kabupaten Nunukan, pedagang takjil Ramadhan 1441 H tidak menempati satu lokasi sebagaimana tahun sebelumnya. Kebanyakan penjual memanfaatkan halaman depan rumah untukmenjajakan makanan, minuman dan berbagai jenis kue.

Pedagang takjil pada hari pertama bulan suci Ramadhan terlihat di Jalan Tanah Merah Kelurahan Nunukan Utara, Pasar Baru Kelurahan Nunukan Timur, Jalan TVRI, Jalan Pasar Lama, Jalan Bhayangkara Kelurahan Nunukan Tengah, Jalan Tanjung Kelurahan Nunukan Barat dan lain-lainnya.

Seorang warga bernama Suaidah mengaku terpaksa membuat makanan dan minuman untuk berbuka puasa bagi keluarganya karena adanya larangan oleh pemerintah guna menghindari kerumunan selama wabah COVID-19 ini. Padahal, biasanya setiap memasuki waktu berbuka puasa pada pukul 16.00 WITA, dirinya telah berburu berbagai jenis makanan, minuman dan kue-kue di tempat-tempat penjualan takjil.

Jalan Tawakkal Pasar Malam yang menjadi pusat jajanan Ramadhan, saat ini justru sepi dan tidak ada aktivitas sama sekali. Sebelumnya, Pemkab Nunukan telah melarang penjualan produk yang bisa mendatangkan orang banyak.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement