Jumat 24 Apr 2020 17:26 WIB

Lazismu Perkuat Penyaluran Dana Penaganan Covid-19

Dana tersebut juga disalurkan untuk pengadaan alat-alat kesehatan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah
Foto: tangkapan layar filantropi indonesia
(ilustrasi) logo lazismu muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) ikut berperan dalam me­nangani dampak penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia. Terutama dampak Covid-19 di bidang sosial ekonomi.

Ketua Lazismu, Prof Hilman Latief mengatakan, pihaknya terus menghimpun dana ZIS untuk disalurkan kepada masyarakat. Bahkan, selama pandemi Covid-19 ini, sudah Rp 8 miliar dana yang disalurkan kepada masyarakat.

"Ada pemberian paket sembako, targetnya jelas kelompok terdampak, orang-orang dengan penghasilan harian. Ada juga guru honorer, guru ngaji, buruh harian, lansia, dan keluarga-keluarga nelayan," kata Hilman, Senin (20/4).

Selain pemberian paket sembako, dana tersebut juga disalurkan untuk pengadaan alat-alat kesehatan. Sebab, alat-alat kesehatan sa­ngat dibutuhkan oleh rumah sakit (RS) dan tenaga medis terutama bagi yang menangani pasien Co­vid-19.

"Karena kebutuhan alat kesehatan itu mahal-mahal. Ventilator misalnya, Rp 400 juta sampai Rp 700 juta per satu unit. Misalkan satu rumah sakit butuh dua ventilator, kalau yang diambil Rp 500 juta berarti Rp 1 miliar-lah. Belum kalau ada 30 RS, APD (Alat Pelindung Diri) dan lainnya juga butuh ribuan per pekan," ujarnya.

Walaupun begitu, di tengah pandemi ini Hilman menyebut memang penyaluran dana ZIS oleh Lazismu lebih besar dibandingkan penghimpunan atau penggalangan dana ZIS. Dari Rp 8 miliar yang telah disalurkan, dana yang ter­himpun hanya Rp 4 miliar.

Menghadapi hal ini, pihaknya mela­kukan realokasi anggaran. Sehingga, anggaran yang sudah ada dan bakal disalurkan sebelumnya, difokuskan untuk menangani Covid-19. "Itu dana untuk program lain, jadi kita realokasi dulu untuk emergency. Penyaluran yang Rp 8 miliar itu sudah dari Maret lalu," kata Hilman.

Kurangnya penghimpunan dana selama pandemi Covid-19 ini dikarena­kan penyeba­ran­nya yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, juga dikarenakan banyaknya lembaga yang tidak beroperasi, sehingga juga berdampak kepada penghimpunan dana ZIS.

"Dulu resource-nya masih tersebar, seka­rang yang tersebar itu yang jadi terdampak. Du­lu kalau ada krisis misalnya di Sulawesi, bisa kita cari bantuan di Jawa. Sekarang krisisnya di mana-mana. Se­hingga penting inisiatif dan dukungan lokal itu juga sangat menen­tukan," ujarnya.

Selain itu, untuk menutupi keku­ra­ngan dana tersebut, pihaknya juga me­mer­kuat kerja sama kemitraan. Yakni dengan pemerintah dan menggandeng perusahaan serta lembaga zakat lainnya. Kerja sama dilakukan dengan men­dorong dilakukannya penggalangan dana atau fundraising. Sehingga, program-program untuk mengatasi Covid-19 ini dapat dibantu dan didukung dengan kerja sama kemitraan ini.

Ke­giatan akan terus dila­kukan, pembagian sembako yang telah dilakukan sejak awal, serentak secara nasional dilakukan pada 22 April dan nanti menjelang Hari Raya Idul Fitri. Sehingga penggalangan donatur harus terus diupayakan terus menerus.

Salurkan donasi Anda melalui : BNI Syariah 0091 539 444, BCA 878 017 1171, Mandiri 123 00 9900 8999, BRI Syariah 104 882 5539 atas nama Lazis Muhammadiyah.  Sertakan kode unik "028" contoh: Rp. 1.000.028. Konfirmasi SMS/WA 0856 1626 222 l ed: yusuf assidiq

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement