Jumat 24 Apr 2020 14:55 WIB

Ekuador Laporkan 11 Ribu Kasus Baru Covid-19

Kasus Covid-19 di Ekuador menjadi dua kali lebih tinggi dari yang sebelumnya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nora Azizah
Kasus Covid-19 di Ekuador menjadi dua kali lebih tinggi dari yang sebelumnya (Foto: ilustrasi Covid-19 Ekuador)
Foto: AP
Kasus Covid-19 di Ekuador menjadi dua kali lebih tinggi dari yang sebelumnya (Foto: ilustrasi Covid-19 Ekuador)

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Menteri Kesehatan Ekuador, Juan Carlos Zevallos, mengatakan, kasus Covid-19 di negaranya dua kali lebih tinggi dari yang dikonfirmasi sebelumnya pada Kamis (23/4). Terdapat 11 ribu infeksi baru yang diidentifikasi dari pengujian tertunda.

Menurut Zevallos, penemuan baru itu akan ditambahkan ke 11.183 kasus yang telah tercatat sebelumnya. Menurut angka Kementerian Kesehatan Ekuador, terdapat hampir 24 ribu hasil tes tertunda. Diperlukan waktu sepekan untuk diproses.

Baca Juga

Guayaquil menjadi pusat wabah Covid-19 di Ekuador. Pekan lalu, pemerintah mengatakan selama 15 hari pertama bulan April, otoritas berwenang mendaftarkan 6.700 kematian di wilayah tersebut.

Zevallos mengatakan otoritas berwenang akan memanggil kerabat dari orang-orang yang baru saja meninggal di seluruh Ekuador. Mereka hendak memeriksa apakah orang yang meninggal itu menunjukkan gejala Covid-19. Sebab banyak kematian tidak terkait penyakit tersebut karena minimnya pengujian.

Sejauh ini terdapat 560 kematian terkonfirmasi akibat Covid-19 di Ekuador. Namun banyak pihak, termasuk pejabat di sana, yang meragukan validitasnya. Mereka meyakini jumlah korban meninggal melampaui angka tersebut.

Ekuador melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada 29 Februari. Setelah 24 hari berselang, jumlah pasien telah mencapai seribu. Sepekan kemudian meningkat menjadi 2.000.

Delapan hari berikutnya, jumlahnya menembus 4.000 kasus. Delapan hari selanjutnya, total menjadi berlipat, yakni 8.000 kasus.

Pemerintah Ekuador memang memiliki masalah dalam menegakkan pembatasan sosial dan karantina. Sebab orang-orang yang telah terinfeksi Covid-19 masih ditemukan berkeliaran di jalan-jalan atau pusat-pusat perbelanjaan. Otoritas di sana mengatakan mereka akan terus membatasi aktivitas atau kegiatan warga.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement