Jumat 24 Apr 2020 08:36 WIB

Jaga Daya Tahan Tubuh dengan Tahajud

Rukuk dan sujud dapat menjaga kebugaran dan stamina tubuh khususnya paru-paru

Rep: Andrian Saputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Muslimah shalat Tahajud.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Muslimah shalat Tahajud. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Shalat malam menjadi amat istimewa pada Ramadhan. Tidak hanya karena keutamaannya sebagai ibadah sunah, shalat Tahajud ternyata berdampak baik bagi tubuh. Menurut dr Abdullah Rayhan Alatas, shalat Tahajud dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Dokter yang memberikan layanan kesehatan konsultasi online Tanggap Corona Pemuda Rabithah Alawiyah ini mengungkapkan, berbagai penelitian menyebutkan jika shalat bisa meningkatkan metabolisme tubuh. "Memperlancar aliran darah ke berbagai bagian tubuh, meningkatkan kondisi psikologis, dan meningkatkan metabolisme. Hal-hal yang telah disebutkan ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh meski tidak serta-merta dalam jumlah banyak, namun perlahan tapi pasti," kata dr Ab dullah kepada Republika.co.id pada Rabu (22/4).

Dr Abdullah menambahkan, menjaga pola makan yang sehat dan tidak berlebihan pada saat sahur serta berbuka akan sangat baik untuk memperbaiki kondisi nutrisi di dalam tubuh. Berdasarkan penelitian, dia menjelaskan, ketika seseorang berpuasa kadar lemak jahat akan berkurang sementara kadar lemak baik dalam tubuh akan meningkat. Selain itu, untuk memperbaiki metabolisme tubuh dan  memperlancar aliran darah.

Dengan pola makan yang baik dan sesuai selama berpuasa, dia menilai tidak akan menyebabkan efek samping yang buruk pada pencernaan maupun ginjal. Lewat puasa, seseorang bahkan bisa me lancarkan fungsi tubuhnya. Menurut dr Abdullah, berpuasa ditambah dengan melaksanakan shalat sunah Hajat atau qiyamul lail dapat membuat fungsi organ dalam tubuh semakin sehat.

Dr Jamal Muhammad az-Zaki dalam bukunya Sehat dengan Ibadah mengungkapkan, apabila seorang Muslim bangun malam, dia sesungguhnya meminimalkan terjadinya serangan penyakit sistem pernapasan. Dia mampu melindungi sistem pernapasan dari berbagai penyakit sensitif dan peradangan rongga-rongga hidung.

Saat Muslim bangun malam untuk shalat, dia memulainya dengan bersuci, bersiwak, dan berwudhu. Diantara kesunahan berwudhu adalah istinsyaq. Artinya, menghirup air melalui hidung lalu melepasnya kembali. Setelah itu membersihkannya dengan menekan-nekannya.

Sebagaimana hadis Nabi SAW dari Abu Hurairah Radliyallaahu'anhu bahwa Ra sulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang di antara kamu bangun dari tidur maka hendaklah ia mengisap air ke dalam hi dungnya tiga kali dan mengembuskannya keluar karena setan tidur di dalam rongga hidung itu." (HR Bukhari & Muslim).

Manfaat dari istinsyaq dengan sungguh-sungguh adalah menghilangkan bak teri-bakteri dan cairan-cairan yang mengganggu. Begitu juga dengan debu-debu yang menyebabkan peradangan terhadap rongga-rongga hidung, dada, dan berbagai penyakit sensitif.

photo
Waktu-Waktu yang Dianjurkan untuk Berwudhu. - (Republika.co.id)

Selain wudhu, rukuk dan sujud berpengaruh dalam menjaga kebugaran dan stamina tubuh, khususnya paru-paru. Saat bersujud, darah mengalir dalam jumlah besar ke daerah pertama paru-paru yang kering dan mengalami kekurangan darah.

Berbeda saat berbaring di mana batasan-batasan paru-paru tidak ada sehingga da rah mengalir secara penuh. Rukuk dan sujud membuat darah mengalir ke seluruh bagian kedua paru-paru. Dengan demikian, terjadi pergantian oksigen dengan karbondioksida.

Menurut sebuah penelitian, kanker disebut menemukan jalannya ke paru-paru ketika oksigen yang masuk ke paru-paru berkurang. Begitu juga dengan penyakit-penyakit tuberkulosis. Biasanya, daerah utama dari kedua paru-paru juga meng alami serangan karena faktor yang sama. Ketika bersujud, terjadi inspirasi secara mendalam. Dengan begitu, udara yang me ngendap dalam sel-sel paru-paru berkurang.

Shalat dan banyak bersujud berpotensi menjaga paru-paru dari berbagai penyakit. Dalam posisi sujud, aliran dan tekanan darah ke daerah utama paru-paru yang kering semakin meningkat sehingga memperoleh oksigen dengan kadar tertinggi pada saat itu.

Menurut Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar Abbas, shalat pada malam hari dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kebal dari serangan berbagi penyakit. "Sebagai makhluk Tuhan, kita harus percaya bahwa Allah itu adalah Mahakuasa. Apa saja yang terjadi di dalam alam ini adalah sepengetahuan dan seizin- Nya," ujar Buya Anwar.

 

 

"Karena Tuhan sayang kepada hamba-Nya yang mendekatkan diri kepada-Nya

Di dalam alam ini, Allah SWT sudah membuat aturan dan ketentuan-Nya yang disebut sebagai sunnatullah. Buya Anwar pun menyebut virus korona adalah makh luk Tuhan yang juga sudah punya sun natullah, tidak akan bisa keluar dari ke tentuan yang telah dibuatkan Tuhan untuk dirinya. Jika virus itu masuk ke dalam tubuh orang yang rendah tingkat imunitas tubuhnya maka tentu orang itu bisa sakit, bahkan bisa meninggal.

Ketika ada orang yang rajin shalat ma lam tapi rendah tingkat imunitas tubuhnya, dia menjelaskan, tidak mustahil yang bersangkutan juga bisa sakit. Karena Tuhan sangat suka kepada orang yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya, ujar dia, tidak mustahil Allah membuat ketentuan lain di luar ketentuan yang sudah ada. "Sehingga yang bersangkutan meskipun rendah tingkat imunitas tubuhnya maka dia tidak sakit karena virus tersebut," jelas nya.

Buya Anwar juga menjelaskan, shalat malam yang berkualitas bisa didapatkan kalau terpenuhi syarat dan rukunnya serta segala ketentuan yang terkait dengan sha latnya dilakukan dengan khusyuk. "Karena Tuhan sayang kepada hamba-Nya yang mendekatkan diri kepada-Nya maka dia perintahkan makhluknya untuk tidak mencelakai orang yang mendekatkan diri ke padaNya," kata dia. 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement