Jumat 24 Apr 2020 03:03 WIB

Anak dari Dokter Positif Covid-19 di Yogyakarta Terinfeksi

Sang dokter tertular dari suami yang pulang dari Jakarta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Warga menyambut kedatangan Dian Sari Maharani, tenaga medis di RSUD dr. Iskak Tulungagung yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di kampung asalnya, Desa Tunggangri, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020)
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Warga menyambut kedatangan Dian Sari Maharani, tenaga medis di RSUD dr. Iskak Tulungagung yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di kampung asalnya, Desa Tunggangri, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anak dari salah satu dokter yang dinyatakan positif Covid-19 di Kota Yogyakarta juga dilaporkan positif terinfeksi virus Corona (Covid-19) pada 23 April. Anak tersebut berjenis kelamin perempuan dan berumur 13 tahun.

"Ada tambahan positif dari dokter. Dokter ini yang tertular dari suaminya yang pulang dari Jakarta," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Kamis (23/4).

Baca Juga

Saat ini, dokter dan anak tersebut sudah diisolasi di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Sementara, suaminya sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit karena sudah dinyatakan negatif. "Suaminya sudah boleh pulang karena sudah dua kali tes negatif terus," ujarnya.

Di Kota Yogyakarta sendiri ada dua dokter yang terinfeksi Covid-19. Satu dokter lainnya ini terinfeksi dari pasien yang ditangani. Hingga Kamis (23/4) sudah tercatat tujuh kasus positif Covid-19 di Kota Yogyakarta. Sementara, total kasus positif di seluruh DIY sudah mencapai 76 kasus.

"Dari 76 kasus itu, dinyatakan sembuh sudah 32 orang dan tujuh kasus meninggal dunia," kata Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih.

Secara nasional, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, hingga Kamis pukul 12.00 WIB sudah ada 960 pasien di Tanah Air yang dinyatakan sembuh dari 7.775 yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 647 kasus. Jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 18.283 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 195.948 orang," kata Yurianto saat jumpa pers di Graha BNPB sebagaimana disiarkan secara daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement