Kamis 23 Apr 2020 06:28 WIB

Hacker Vietnam Coba Bobol Data Kesehatan China

Hacker Vietnam Coba Bobol Data Kesehatan China, Tak Percaya Tetangga?

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Hacker Vietnam Coba Bobol Data Kesehatan China, Tak Percaya Sama Tetangga?. (FOTO: Reuters/Kacper Pempel)
Hacker Vietnam Coba Bobol Data Kesehatan China, Tak Percaya Sama Tetangga?. (FOTO: Reuters/Kacper Pempel)

Warta Ekonomi.co.id, Bogor

Peretas yang diduga didukung oleh Pemerintah Vietnam telah berusaha membobol organisasi negara China di Wuhan, menurut perusahaan keamanan siber AS, FireEye, Rabu (22/4/2020).

FireEye menyebut, kelompok peretasan yang bernama APT32 itu telah mencoba mencuri akun surel pribadi dan profesional para staf di Kementerian Manajemen Darurat China dan Pemerintah Wuhan, pusat pandemi corona secara global. Para peneliti percaya APT32 beroperasi atas nama Pemerintah Vietnam.

"Serangan-serangan itu berkaitan dengan virus yang menjadi prioritas intelijen, semua negara mencoba mengerahkan kekuatan (intelijen) dan APT32 dimiliki oleh Vietnam," kata Manajer Senior untuk Analisis di Unit Intelijen Ancaman Mandiant FireEye, Ben Read, dilansir dari Reuters, Rabu (22/4/2020).

Baca Juga: Corona, Netflix Dapat 'Rezeki', Pelanggan Premium Melonjak Hingga Belasan Juta

Pemerintah Vietnam tak menanggapi permintaan berkomentar. Pesan ke alamat surel yang dipakai oleh peretas pun tak dijawab.

Administrasi Cyberspace China (CAC), Kementerian Manajemen Darurat China, dan Pemerintah Kota Wuhan tak segera menanggapi permintaan komentar melalui faksimile.

Perlu diketahui, Vietnam dengan cepat bereaksi terhadap kasus pertama infeksi corona, menutup perbatasan dengan China, menerapkan program agresif pelacakan kontak, serta tindakan karantina demi menekan total kasus.

Soal upaya peretasan, Pakar Keamanan Siber di Dewan Hubungan Luar Negeri New York, Adam Segal menyarankan Hanoi untuk segera mengambil tindakan cepat di dunia maya--secepat tanggapannya terhadap kasus pertama corona di negaranya.

"(Peretasan) itu menunjukkan ketidakpercayaan tentang pengumuman pemerintah China dan rasa waspada," kata Segal lagi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement