Rabu 22 Apr 2020 21:08 WIB

Malaysia Minta Warga tak Saling Berkunjung Saat Ramadhan

Imbauan itu disampaikan untuk membendung laju penularan pandemi Corona.

Mahasiswa Muslim Malaysia berbuka puasa Ramadhan di Merdeka Square, Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Juni 2017. Ramadhan 2020 berbeda karena virus corona. Umat Muslim tidak bisa lagi berbuka puasa bersama-sama.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Mahasiswa Muslim Malaysia berbuka puasa Ramadhan di Merdeka Square, Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Juni 2017. Ramadhan 2020 berbeda karena virus corona. Umat Muslim tidak bisa lagi berbuka puasa bersama-sama.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengimbau warganya untuk tidak berkunjung ke rumah rekan dan sanak saudara selama Ramadhan. Imbauan itu disampaikan untuk membendung penularan pandemi Covid-19.

"Penularan pandemiCOVID-19 yang kini melanda seluruh dunia telah memberi dampak yang sangat nyata terhadap kebiasaan dan norma kehidupan sehari-hari kita," ujar Dirjen Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah dalam jumpa pers di Putrajaya, Rabu.

Baca Juga

Noor Hisham mengatakan dampak tersebut termasuk perubahan pada kebiasaan keagamaan dan tradisi kebudayaan, seperti budaya saling berkunjung dan majelis taklim yang merupakan contoh identitas unik masyarakat majemuk di negara tersebut. "Tradisi ibadah pada bulan Ramadhan bagi umat Islam di seluruh dunia juga akan turut terdampak mengingat banyak negara sedang melaksanakan isolasi untuk mengekang penularan Covid-19 di negara masing-masing," katanya.

Mengambil hikmah dari penyebaran Covid-19 pada Klaster Pengerang dan Sub-klaster Rembau, jelas dia, masyarakat diminta untuk mematuhi aturan pembatasan sosial, yang disebut dengan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP).

"KKM khawatir aktivitas yang sudah menjadi kelaziman rakyat Malaysia saat Ramadhan akan mengakibatkan penularan COVID-19 di kalangan anggota keluarga terutama kepada golongan warga usia tua dan anak-anak," katanya.

Ia mengimbau umat Islam di Malaysia untuk memanfaatkan Ramadhan dengan menjalankan berbagai aktivitas. Di antaranya seperti mempersiapkan takjil dan shalat berjamaah, bersama keluarga di rumah masing-masing.

Sementara itu, Noor Hisham menambahkan, KKM telah mendeteksi satu klaster baru yang berasal dari Pengerang, Johor. Satu orang yang berkaitan dengan kasus indeks klasterter sebut mulai mengalami gejala pada 12 Maret dan ia sempat dirawat di sebuah klinik swasta pada 16 Maret dengan dugaan gejala demam berdarah.

Pada keesokan harinya, pasien tersebut telah bepergian ke beberapa negeri (provinsi) untuk mengunjungi sanak saudara di sekitar Selangor sebelum pulang ke Pengerang pada 18 Maret.

Keadaan kesehatannya mulai merosot dan dimasukkan ke Rumah Sakit Sultanah Aminah, Johor, pada 20 Maret dalam keadaan kritis. Dia selanjutnya dinyatakan positif Covid-19 pada 22 Maret.

Hingga 22 April, klastert ersebutmelibatkan sebanyak 15 kasus positif COVID-19, yaitu sepuluh rekan kerja dan lima anggota keluarga, termasuk ibunya yang berusia 79 tahun dan anak perempuan berusia 10 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement