Kamis 23 Apr 2020 02:30 WIB

Pendapatan Huawei Naik di Tengah Pandemi

Huawei berupaya memenuhi kebutuhan terhadap jaringan di tengah pandemi covid-19.

Perusahaan teknologi Huawei mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Huawei mencatat pendapatan kuartal pertama 2020 sebesar 182,2 miliar yuan, naik 1,4 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara margin laba bersih kuartal pertama 2020 tercatat sebesar 7,3 persen.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Perusahaan teknologi Huawei mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Huawei mencatat pendapatan kuartal pertama 2020 sebesar 182,2 miliar yuan, naik 1,4 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara margin laba bersih kuartal pertama 2020 tercatat sebesar 7,3 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi Huawei mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19. Huawei mencatat pendapatan kuartal pertama 2020 sebesar 182,2 miliar yuan, naik 1,4 dibanding periode sama tahun lalu. Sementara margin laba bersih kuartal pertama 2020 tercatat sebesar 7,3 persen. 

Seiring dengan meluasnya penyebaran Covid-19 ke seluruh dunia, Huawei telah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan keselamatan para pegawainya. Huawei dan jaringan pemasoknya bekerja sama untuk mengatasi tantangan berat yang dihadapi dalam hal produksi dan melanjutkan operasi.

Baca Juga

Kegiatan bisnis Huawei terus berjalan seperti biasa dan secara keseluruhan kinerja yang dicatatkan di kuartal pertama 2020 sesuai dengan ekspektasi. Huawei juga mengerahkan segala kemampuannya untuk membantu para operator memastikan beroperasinya jaringan yang stabil dan aman.

Bersama-sama, Huawei bekerja untuk memenuhi kebutuhan terhadap jaringan yang disebabkan oleh pembatasan sosial (social distancing) yang mendorong orang beralih ke telecommuting, pendidikan jarak jauh, dan e-commerce untuk kebutuhan sehari-hari.

Sejak wabah menyeruak, Huawei dan para mitranya dengan cepat meluncurkan sejumlah aplikasi medis berteknologi 5G dan AI. Huawei menggunakan keahliannya di bidang teknologi komunikasi untuk membantu memerangi pandemi dan menyelamatkan banyak nyawa.

Solusi diagnosis coronavirus yang dibantu AI bisa memangkas waktu tinjauan CT scan dari 12 menit menjadi 2 menit, sehingga membantu dokter meningkatkan efisiensi diagnostiknya. Sementara konsultasi video jarak jauh berkemampuan 5G membantu mengatasi kurangnya tenaga ahli di garis depan serta meningkatkan efisiensi diagnosis dan perawatan pasien kritis.

Perangkat pencitraan panas berteknologi AI dapat mengukur suhu, sehingga meningkatkan efisiensi pencegahan infeksi dan pengendalian di tempat umum. Selain itu, Huawei juga telah menyediakan masker, alat tes, dan perlengkapan pelindung lainnya bagi negara-negara maupun organisasi yang membutuhkannya.

Di kawasan Asia Pasifik dan negara-negara ASEAN, Huawei telah bekerja sama dengan negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Brunei, Bangladesh, Kamboja, Laos, dan lainnya untuk mengatasi tantangan komunikasi di lapangan, memastikan konektivitas dan mendukung layanan penting dengan menggunakan teknologi yang inovatif selama pandemi Covid-19.

Pada 16 April 2020, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengunjungi Rumah Sakit Siriraj di Bangkok untuk mengamati dan menindaklanjuti pemanfaatan solusi AI-Assisted Huawei yang disediakan oleh Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat Thailand bersama Huawei. Pemerintah Thailand berencana mengimplementasikan solusi ini di lebih banyak rumah sakit di seluruh negeri, guna meningkatkan kinerja layanan medis dan memberi perlindungan yang lebih baik kepada tenaga medis.

Di Indonesia, solusi AI-Assisted Huawei juga telah dimanfaatkan oleh beberapa rumah sakit untuk mengoptimalkan penanganan pasien terinfeksi COVID-19 dengan mendukung percepatan deteksi dan diagnosis pasien. Sementara solusi Video Conference System telah mulai diaplikasikan untuk membantu memberikan proteksi terhadap para tenaga medis yang menjadi garda terdepan agar terhindar dari paparan COVID-19 melalui penyediaan solusi untuk koordinasi, pemeriksaan dan konsultasi jarak jauh.

Teknologi AI-assisted, didukung oleh jaringan 5G, membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas diagnosis dengan melakukan analisis otomatis terhadap 20.000 hasil CT scan dan membandingkan dengan sampel database yang ada, sehingga dapat dengan mudah mendeteksi 4.000 kasus yang terkonfirmasi.

Selain itu, fasilitas konsultasi jarak jauhnya membantu mengurangi risiko infeksi bagi staf medis dan meringankan beban sistem dengan memperluas kemampuan pengendalian penyakit ke berbagai wilayah di negara ini.

“Kami berharap pandemi ini segera berakhir. Untuk mengatasi tantangan global seperti ini, kita harus dipersatukan, karena virus tidak mengenal batas dan dapat menjangkiti siapa pun, tanpa memandang ras, warna kulit, atau kekayaan mereka,” kata Eric Xu, Huawei Rotating Chairman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement