Kamis 23 Apr 2020 04:36 WIB

Mereka yang Pintar Melihat Peluang

Di tengah keterpurukan masih selalu ada celah untuk bangkit.

Gita Amanda
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Gita Amanda*)

Beberapa waktu belakangan kondisi perekonomian dunia sedang morat-marit, akibat pandemi Covid-19. Pemutusan Hubungan Kerja hingga bisnis yang gulung tikar banyak mengisi berita-berita di media massa hingga media sosial.

Tapi di antara muramnya berita-berita tersebut, selalu ada segelintir orang yang mampu memanfaatkan peluang. Mereka yang berpikir cepat dan memanfaatkan kesulitan yang dihadapi menjadi peluang baru untuk ditekuni.

Seperti siang ini, di salah satu linimasa saya di Instagram, salah seorang pedagang online yang selama ini berjualan skin care tiba-tiba berjualan masker kain dengan aneka motif lucu. Yang beli buanyak sekali. Sampai-sampai kurang dari sepekan sejak ia menjual hampir 1.000 masker.

Dalam salah satu unggahannya ia berkata, bahwa sebagai penjual ia harus tahu apa yang paling dibutuhkan "pasar" saat ini. "Pintar melihat, karena hanya yang pintar melihat peluang yang mampu bertahan," menurutnya.

Benar saja, di tengah keluhan banyak pihak akan sulitnya kondisi ekonomi saat ini, masih banyak orang-orang yang mampu melihat peluang. Contoh, saudara saya yang tukang jahit kini memilih fokus menjahit masker-masker kain. Menurutnya, itu sangat membantu di tengah sepinya pesanan jahitan. Padahal biasanya jelang ramadhan dan Hari Raya, permintaan jahit pakaian melimpah ruah.

Atau cerita teman mengenai kawannya yang bisnis katering pernikahan dan kini mengubahnya jadi layanan makanan siap saji yang bisa di antar ke konsumen di rumah. Atau cerita para desainer Tanah Air yang kini lebih memilih mempekerjakan karyawannya untuk menjahit baju hamzat. Baju hamzat kini jadi salah satu Alat Pelindung Diri yang banyak diburu.

Bagaimana dengan PD Pasar Jaya? Upaya mereka membantu para pedagang pasar membuka layanan belanja online dan bisa di antar langsung ke konsumen di rumah pun perlu diacungi jempol. Atau beberapa rumah makan dan restoran yang memberdayakan karyawannya menjadi kurir antar makanan. Mengingat restoran-restoran kini tutup atau sepi pengunjung, dari pada merumahkan karyawan mereka mengubah model penjualan dan memanfaatkan tenaga karyawan untuk hal lain.

Tak ketinggalan bisnis-bisnis retail pun kini mengubah pola pemasaran mereka. Merek-merek besar mulai memasarkan produk mereka melalui katalog-katalog online. Konsumen tinggal duduk manis di rumah, memesan yang diperlukan dan pesanan akan diantar.

Bahkan, dalam bisnis fotograi, Fotografer Michael Fabian Cools dan Diera Bachir kini mengubah sesi photoshoot mereka. Kini mereka melakukan pemotretan via online alias virtual photoshoot. Para model dan fotografer tak perlu saling bertatap muka, melalui layar gadget mereka bisa melakukan sesi pemotretan.

Ada banyak contoh lain yang pastinya ada di sekitar kita. Apa yang orang-orang tersebut lakukan tentu bisa jadi penyemangat dan contoh, untuk selalu berpikir dan bersikap positif. Nyatanya di tengah keterpurukan masih selalu ada celah untuk bangkit.

Semoga pandemi ini segera berlalu. Semangat! Bersama melawan Covid-19!

*) penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement