Rabu 22 Apr 2020 17:22 WIB

MUI Kecamatan Payakumbuh Selatan Bantu Guru Mengaji dan Dai

Wabah Covid-19, para dai dan guru mengaji  mendapat prioritas utama untuk dibantu.

Pengurus MUI Kecamatan Payakumbuh Selatan, Sumatera Barat, menyerahkan  bantuan uang tunai dan paket sembako untuk dai dan nguru mengaji.
Foto: Dok MUI
Pengurus MUI Kecamatan Payakumbuh Selatan, Sumatera Barat, menyerahkan bantuan uang tunai dan paket sembako untuk dai dan nguru mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, PAYAKUMBUH – Menjelang Ramadhan 1441H, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Payakumbuh Selatan, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat,  menggelar acara Tarhib Ramadhan. Acara itu ditandai dengan  pemberian satunan kepada para muballigh dan guru mengaji. Program ini sebagai jawaban bagi para muballigh dan guru mengaji yang terdampak secara ekonomi dengan adanya wabah Covid-19.

Ketua MUI Payakumbuh Selatan, Ustadz H Hannan Putra Lc, MA mengatakan, program tersebut adalah yang kedua kalinya dijalankan MUI Kecamatan  Payakumbuh Selatan. "Yang pertama hanya berbentuk sembako. Yang kedua ini alhamdulillah cukup lumayan. Yaitu uang tunai sebesar Rp 1 juta ditambah paket sembako (beras, minyak goreng, telur, gula, dan lain-lain)  senilai Rp 250 ribu. Alhamdulillah sudah kita salurkan kepada  empat muballigh dan dai," kata Hannan Putra dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/4).

Ia mengemukakan, para dai dan guru mengaji  mendapat prioritas utama untuk dibantu. "Kalau yang viral dibantu itu ojek online. Tapi dalam agama kita, tentu para dai dan guru mengaji yang lebih utama," paparnya sembari mengutip salah satu hadis Nabi SAW yang diriwayatkan Bukhori, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran  dan mengajarkannya.”

"Ini salah satu cara kita memuliakan orang yang disebut sebaik-baik manusia oleh Nabi SAW," ujarnya.

Bantuan yang diantarkan langsung ke rumah tersebut disambut haru oleh warga setempat. Pengurus MUI Kecamatan Payakumbuh Selatan didampingi lurah dan Bhabinkamtibmas berpesan agar masyarakat lebih memperhatikan para dai dan guru mengaji. "Guru mengaji mengajarkan kita membaca Kitabullah, kitab suci kita. Muballigh menyampaikan kepada kita isi Kitabullah, sebagai pedoman hidup kita. Jangan sampai dibiarkan mereka kesusahan, karena mereka menahan diri dari meminta-minta," pesan Hannan Putra.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement