Rabu 22 Apr 2020 13:34 WIB

PLN Harapkan Rupiah Kembali Menguat

PLN mengaku pelemahan rupiah menambah beban keuangan perusahaan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku pelemahan rupiah menambah beban keuangan perusahaan. Foto pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi)
Foto: MOHAMAD HAMZAH/ANTARA FOTO
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku pelemahan rupiah menambah beban keuangan perusahaan. Foto pemasangan jaringan listrik PLN. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku pelemahan rupiah menambah beban keuangan perusahaan. Jumlah utang dalam bentuk dolar yang besar membuat kondisi keuangan makin terpuruk dengan adanya pelemahan rupiah.

Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menjelaskan setiap pelemahan rupiah Rp 1.000 maka akan menggerus keuangan perusahaan sebesar Rp 9 triliun. Maka, Zul sangat berharap adanya keajaiban rupiah kembali menguat ditengah kondisi saat ini.

Baca Juga

"Memang betul kami pernah sampaikan setiap 1.000 pelemahan kurs rupiah ke dolar maka biaya kami naik Rp 9 triliun. Namun situasinya dinamis sekali, kami akan lihat nanti pengaruh dr pelemahan ini satu dua tiga bulan ke depan. kami harap akhir tahun sudah menguat," ujar Zul dalam rapat daring bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (22/4).

Ia juga menjelaskan untuk bisa memitigasi persoalan ini dalam merencanakan keuangan perusahaan sudah melakukan hedging. Namun, ia enggan merinci berapa total utang perusahaan sampai saat ini.

"Ketika pendapat hutang dalam bentuk us kami pasti swap rupiahnya dan sellau di hadging itu kira kira bapak ibu. kira kira 1,7 miliar dolar kami lakukan hadging," ujar Zul.

Disatu sisi, kata Zul untuk bisa menyelamatkan kondisi keuangan, dirinya sedang melakukan lobi dengan para kreditur untuk mereprofiling utang. Zul menjelaskan untuk utang yang jatuh tempo pada tahun ini, PLN meminta untuk bisa ditangguhkan sampai tahun depan.

"Kami melakuan approach dengan bank bank untuk melakukan reprofiling dalam pokok utang. Jadi kami mencoba untuk misalnya pokok utang jatuh tempo 2020 ini, kami minta ke bank untuk melakukan reprofiling ke tahun selanjutnya," ujar Zul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement