Saudi Umumkan Perubahan Jam Malam Selama Ramadhan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah

Rabu 22 Apr 2020 13:22 WIB

Saudi Umumkan Perubahan Jam Malam Selama Ramadhan. Suasana jam malam di Jeddah. Foto: Saudigazette Saudi Umumkan Perubahan Jam Malam Selama Ramadhan. Suasana jam malam di Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengumumkan perubahan jam malam selama bulan suci Ramadhan, Selasa (22/4). Juru bicara kementerian, Letnan Jenderal Talal Al-Shalhoub, mengatakan penduduk di semua wilayah dan kota yang bukan subjek pada perintah jam malam diizinkan meninggalkan rumah mereka sepanjang hari, dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 waktu setempat.

Ia menambahkan warga yang tinggal di kota-kota dan kegubernuran di mana larangan jam malam diberlakukan, diizinkan meninggalkan rumah mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Misalnya, untuk perawatan kesehatan dan memenuhi persediaan makanan.

Baca Juga

Mereka akan diperbolehkan keluar rumah dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00, tetapi hanya di dalam lingkungan tempat tinggal mereka. Selain itu, ditetapkan dalam bepergian dengan kendaraan terbatas untuk pengemudi dan satu penumpang.

Saat ini, jam malam yang diberlakukan di Saudi dimulai dari pukul 15.00 hingga pukul 06.00 setiap hari. Sementara itu, warga lingkungan yang menjalani isolasi kesehatan lengkap dilarang meninggalkan rumah mereka.

"Kementerian Dalam Negeri menegaskan langkah-langkah ini diambil dalam rangka upaya Kerajaan memerangi pandemi (virus corona atau Covid-19) untuk menjaga kesehatan masyarakat," kata Al-Shalhoub, dilansir di Arab News, Rabu (22/4).

Pada Selasa (21/4), tercatat sebanyak 1.147 kasus baru virus corona di Kerajaan Saudi. Dengan demikian, sejauh ini kasus Covid-19 di Saudi mencapai 11.631 orang. Dari jumlah itu, 9.882 merupakan kasus aktif, dan 81 di antaranya kritis.

Para pejabat mengumumkan adanya 150 kasus baru yang sembuh sehingga, total kasus yang sembuh menjadi 1.640. Sementara itu, ada enam pasien Covid-19 yang meninggal, sehingga jumlah kematian menjadi 109.

Dalam kasus kematian terakhir, lima merupakan warga negara Saudi dan satu ekspatriat yang berusia antara 49 dan 87 tahun. Mereka berada di Mekkah, Riyadh, dan Jeddah. Kebanyakan dari mereka menderita penyakit kronis.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Saudi, Mohammed Al-Abd Al-Aly, mengatakan lebih dari 200 ribu tes laboratorium terkait DNA telah dilakukan. Menurutnya, sebanyak 868 kasus yang dikonfirmasi pada Selasa terdeteksi melalui proses screening dan deteksi awal yang dilakukan oleh setidaknya 150 orang kelompok lapangan di berbagai daerah di seluruh Kerajaan.