Hiasi Ramadhan Selama Wabah dengan Takwa dan Sabar

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah

Rabu 22 Apr 2020 13:20 WIB

Takwa dan sabar menjadi penawar selama wabah Covid-19. Ilustrasi Masjid di Rawalpindi, Pakistan. Selasa, April (21/4, memasuki Ramadhan.) Foto: AP Takwa dan sabar menjadi penawar selama wabah Covid-19. Ilustrasi Masjid di Rawalpindi, Pakistan. Selasa, April (21/4, memasuki Ramadhan.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Umat Islam diminta tetap optimis bahwa Allah SWT akan melipat gandakan semua ibadah pendamping puasa, meski dikerjakan di rumah. 

Di masa pandemi ini umat Islam harus lebih mementingkan keselamatan jiwanya dengan tidak banyak aktivitas di luar.

Baca Juga

"Tidak berjamaah di Masjid dalam taraweh bukan berarti hilang kesempatan kita menjalankan amaliah ibadah," kata Pimpinan Majelis Taklim dan Dzikir Baitul Muhibbin, Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi, saat dihubungi, Rabu (22/4).

Meski Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena ada pandemi Covid-19, umat Islam tidak boleh kendor menjalankan amalan-amalan ibadah di bulan suci Ramadhan. Masih ada keluarga yang bisa diajak ibadah berjamaah seperti halnya di berjamaah di masjid.  

"Ramadhan mesti dijadikan sebagai ajang untuk meningkatkan daya takwa melalui tilawah,  zikir, dan tarawih dikerjakan bersama keluarga di rumah," katanya.

Habib Abdurahman memastikan Ramadhan merupakan bulan untuk terus meningkatkan semangat muhasabah. Doa-doa yang indah mesti  kita panjatkan selama  Ramadhan agar kita dapat melewati situasi saat ini.  

"Ramadhan bulan mulia,  mari kita sama-sama anak bangsa mohon kepada Allah SWT agar diturunkan kemuliaan pada negeri kita," katanya.  

Habib Abdurrahman mengatakan di saat musim wabah ini manusia terutama umat Islam mesti banyak diam di rumah. Karena, siapa yang diam di rumah karena adanya wabah maka dia syahid sekalipun tidak mati.

Untuk menegaskan hal itu, Habib Abdurrahman mengutip hadits Rasulullah yang diriwayatkan Al Bukhari, yaitu bahwa yang tidak terkena wabah, lalu dia berdiam di rumahnya, dengan sabar dan mengharap pahala dari Allah SWT, dia menyadari bahwa tidak ada musibah yang menimpa kecuali Allah telah menetapkannya, maka baginya seperti pahala syahid.  

Hadits ini, kata Habib Abdurrahman, mencakup setiap orang yang sabar,  mengharap pahala dan tawakal, mati karena wabah atau tidak mati. 

Ibnu Hajar berkata, hadits ini secara tekstual menunjukkan bahwa setiap yang bersikap demikian di atas berhak pahala syahid sekalipun tidak mati. (Fath Al Bari, 194/10) "Maka mari di rumah aja saudaraku," katanya. 

Habib Abdurrahman mengajak setiap orang Islam ketika di rumah untuk tetap bertasbih, agar Allah SWT  akan menyelamatkan. 

Habib Abdurrahman menerangkan, di sebagian naskah kitab Al Hilyah, bahwa Imam Asy-Syafi'i mengatakan bahwa tasbih adalah salah satu cara penyembuhan wabah penyakit (tha'un). Hal itu bisa dipahami dari firman Allah SWT surat Ash Shaffat ayat 143-144. 

"Maka kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang bertasbih, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan." 

Tasbih lengkap yang dibacakan Nabi Yunus seperti diabadikan Al Anbiya' ayat 87:  

لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِين

"Tiada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” Habib mengajak umat Islam untuk mengamalkan dzikir ini.   

photo
Ilustrasi Ramadhan - (Pixabay)

Di masa-masa sulit karena pandemi Covid-19 ini umat Islam mesti sabar.  Sabar di saat musibah disebut iman dan sabar dalam sandang pangan disebut qanaah. Qanaah atau merasa cukup adalah bukti amanah, amanah adalah bukti syukur,  syukur adalah syarat penambahan nikmat, dan bertambahnya nikmat adalah bukti kekalnya nikmat, dan kehidupan ini adalah bukti segala kebaikan. 

Dia menjelaskan, sabar dalam menyembunyikan keburukan orang lain di sebut kitman atau orang yang menutup rapat aib saudaranya.  

Sabar demi persahabatan disebut kesetiaan dan mereka yang bersabar akan mendapatkan berita gembira dari Allah SWT. "Mereka yang bersabar Sang Pencipta pun bersamanya," katanya.

Menurut Habib Abdurrahman, orang yang hilang kesabaran seperti lentera tanpa minyak. Karena sabar adalah kunci pembuka surga dan sabar adalah obat mujarab kesedihan.  

"Murung dan bersedih adalah separuh penyakit, sikap tenang itu separuh obat, dan sabar adalah langkah pertama penyembuhan termasuk sembuh dari wabah penyakit corona," katanya. 

Habib Abdurrahman, manyampaikan bahwa, Allah SWT selalu bersama dengan orang-orang yang sabar dan diberinya pahala tanpa batas seperti dijelaskan Alquran surah  Az Zumar ayat 10

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ  

"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya.”