Rabu 22 Apr 2020 11:00 WIB

Prancis Laporkan 21 Ribu Kematian Akibat Virus Corona

Jumlah pasien virus corona di rumah sakit Prancis telah menurun selama 7 hari.

Red: Nur Aini
Staf medis dari Marseille  Naval Fire Battalion melakukan uji Covid-19 kepada para pelaut kapal induk nuklir Prancis Charles De Gaulle yang diisolasi di Mediterranean Schools Pole (Pole Ecoles Mediterranee, PEM), Saint-Mandrier, Toulon, Prancis, Selasa (14/4). Menteri Pertahanan Prancis mengumumkan pada Rabu (15/4) bahwa 668 orang dalam kapal induk Charles de Gaulle dinyatakan positif terjangkit virus corona
Foto: EPA-EFE/FRENCH DEFENCE MINISTRY
Staf medis dari Marseille Naval Fire Battalion melakukan uji Covid-19 kepada para pelaut kapal induk nuklir Prancis Charles De Gaulle yang diisolasi di Mediterranean Schools Pole (Pole Ecoles Mediterranee, PEM), Saint-Mandrier, Toulon, Prancis, Selasa (14/4). Menteri Pertahanan Prancis mengumumkan pada Rabu (15/4) bahwa 668 orang dalam kapal induk Charles de Gaulle dinyatakan positif terjangkit virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kematian akibat Covid-19 di Prancis meningkat tajam menjadi hampir 21 ribu kematian pada Selasa (21/4). Namun, jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) mencatat penurunan terbanyak sejak awal wabah.

Prancis melaporkan 531 kematian baru pada Selasa (21/4) sehingga total menjadi 20.796 kematian. Angka tersebut menjadi yang tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Italia, dan Spanyol. Jumlah pasien ICU di Prancis turun 4,4 persen menjadi 5.433, terendah sejak 30 Maret sekaligus penurunan harian selama 13 hari berturut-turut.

Baca Juga

Kepala Kesehatan Masyarakat Jerome Salomon mengatakan, tingkat penambahan kasus Covid-19 terkonfirmasi, yang kini berjumlah 117.324, naik untuk hari kedua. Namun, jumlah pasien di rumah sakit menurun selama tujuh hari berturut-turut.

"Pandemi ini sangat dahsyat. Virus masih bergentayangan di level tinggi. Kami harus menjaga penuh komitmen kami," kata Salomon saat konferensi pers.

Prancis memasuki pekan kelima karantina wilayah, yang masih akan berlaku sampai 11 Mei. Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan bahwa setelah 11 Mei, murid akan kembali bersekolah pada tahap dan kelas yang jauh lebih kecil guna meminimalisasi risiko infeksi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement