Rabu 22 Apr 2020 08:17 WIB

Alumni FK UB Sumbang Swab Box

Swab box berupa bilik yang memisahkan antara tenaga medis dan pasien yang akan dites

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menyumbang swab box untuk RS UB, Kota Malang.
Foto: Dok. Humas UB
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menyumbang swab box untuk RS UB, Kota Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menyumbang swab box untuk RS UB, Kota Malang. Alat ini berfungsi memeriksa dan skrining pasien Covid-19.

Ketua Ikatan Alumni (IKA) FK UB, Aries Budianto menjelaskan, sumbangan swab box merupakan salah satu perhatian dan tanggung jawab dari pihaknya untuk RS UB. Sebab, pandemi Covid-19 bagaimanapun juga harus segera diatasi.

"Maka dari itu alat ini penting untuk melindungi tenaga kesehatan agar jangan sampai tertular," kata Aries.

Direktur RS UB, Sri Andarini menjelaskan, saat ini lembaganya telah ditunjuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai laboratorium rujukan kasus Covid-19. Selain RS UB, adapula dua laboratorium lainnya di Jawa Timur (Jatim). Keduanya berada di RS UNAIR dan RSUD Dr Sutomo, Surabaya.

Menurut Andarini, hasil tes swab biasanya selalu dikirim ke Surabaya terlebih dahulu dengan proses lama. Oleh sebab itu, sumbangan swab box akan mempermudah kinerja rumah sakit. Pihaknya dapat memperoleh hasil swab dalam dua hari.

Swab box berupa bilik yang memisahkan antara tenaga medis dan pasien yang akan dites swab. Pasien akan masuk bilik dengan papan kecil sebagai meja dan dua lubang untuk tangan tenaga medis. Antara pasien dan tenaga medis diberi sekat yang memisahkan. Dalam bilik tersebut tenaga medis akan melakukan proses swab kepada pasien.

Swab box  nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan Swab PCR. Pemeriksaan tersebyt selama ini menggunakan cara manual dengan pelindung yang tersedia. Sementara dengan Swab box, pasien dan tenaga medis dipisahkan di ruangan yang berbeda sehingga akan lebih aman.

Swab box juga ditunjukan memeriksa orang yang dicurigai menderita. Dalam hal ini sekaligus sebagai skrining agar tim medis lebih aman dan terlindungi. Pasien yang sudah diperiksa nantinya akan disemprotkan disinfektan.

Andarini menambahkan, keberadaan swab box akan menjadi standar keamanan RS UB dalam menerima pasien. "Pada prinspnya kami ingin dari depan hingga belakang safety," kata Andarini dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Selasa (21/4) malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement