Rabu 22 Apr 2020 05:42 WIB

Alasan Lansia Rentan Terinfeksi Covid-19

Lansia rentan Covid-19 karena secara alami tubuhnya telah alami penurunan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Lansia diminta aktif berolahraga dan menjaga asupan nutrisi agar terhindar dari Covid-19.
Foto: ANTARA FOTO
Lansia diminta aktif berolahraga dan menjaga asupan nutrisi agar terhindar dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kelompok lanjut usia (lansia) termasuk kelompok yang rentan terhadap penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Mereka termasuk rentan bersama orang-orang yang memiliki riwayat penyakit penyerta dan perokok.

Pakar Geriatri Universitas Gadjah Mada, Dr. Probosuseno mengatakan, sebenarnya lansia rentan macam-macam infeksi bakteri, virus dan penyakit. Pasalnya, kapasitas fungsional organ-organ tubuhnya telah alami penurunan akibat penuaan.

Baca Juga

"Lansia mengalami penurunan kapasitas fungsional hampir pada seluruh sistem tubuhnya, termasuk imunitas, sehingga rentan terhadap infeksi apapun," kata Probosuseno, Selasa (21/4).

Beberapa fungsi tubuh yang menurun seiring pertambahan usia seperti hilangnya kelenjar timus, kulit menipis, kelenjar lendir berkurang dan fungsi organ-organ tubuh menurun. Kurang nafsu makan turut membuat asupan nutrisi tidak tercukupi.

Kondisi itu mengakibatkan kecepatan tubuh ketika merespon tidak secepat dan seefektif saat muda. Lansia sendiri merupakan mereka yang berusia 60 tahun ke atas, dan mereka perlu lebih waspada, apalagi jika miliki penyakit penyerta.

Ada penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker dan jantung. Lansia dengan multipatologi atau mengidap sejumlah penyakit, bila tertular Covid-19, maka lansia akan mendapat komplikasi kesehatan yang cukup serius.

"Lansia yang paling rentan atau rapuh merupakan lansia tua di atas 80 tahun, diikuti lansia sedang usia 70-80 tahun, dan terakhir lansia muda usia 60-70 tahun," ujar Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM tersebut.

Probosuseno turut membagikan sejumlah langkah yang dapat dilakukan agar lansia sehat dan bahagia. Salah satunya menjaga asupan nutrisi yang baik, halal serta jaga kebutuhan cairan dengan minum air hangat yang cukup tanpa menunggu haus.

"Jaga asupan nutrisi, makan sayur lodeh juga bagus karena mengandung zat-zat yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Probosuseno.

Lalu, tetap dorong lansia melakukan olah raga dengan intensitas ringan dengan durasi total 30 menit setiap hari. Olah raga tidak cuma bisa berpengaruh bagi kesehatan fisik, tapi juga berpengaruh kepada kesehatan mental lanisa.

Contoh olahraga yang dapat dilakukan lansia seperti tepuk tangan keras-keras selama satu menit dan mengayunkan tangan ke atas dan ke bawah 100 kali. Itu bisa dilakukan baik ketika pagi, siang maupun malam.

Kemudian, hindari stres karena stres dapat menurunkan imunitas tubuh, memacu adrenalin, tingkatkan tekanan darah dan gula darah. Istirahat atau tidur cukup 4-9 jam tiap hari karena saat tidur tubuh lakukan penggandaan sel darah putih.

Menjaga kebersihan lingkungan perlu dilakukan seperti rajin cuci tangan dengan sabun atau alkohol 70 persen. Terutama saat akan mengusap mulut, mengucek mata, atau membersihkan lubang hidung.

Selain itu, Probosuseno menyarankan pula untuk meningkatkan ketaqwaan keimanan. Sejumlah penelitian membuktikan ibadah, sedekah, bersyukur, sabar dan berpuasa mampu meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh.

Beraktivitas di rumah seperti mengembangkan hobi tidak kalah penting. Langkah lain tinggalkan hal-hal yang tidak perlu, tidak lakukan perjalanan atau berpergian bila tidak mendesak karena lebih mudah terinfeksi saat di kerumunan.

"Jika tidak mendesak jangan ke luar rumah. Misalnya mau kontrol kesehatan bisa dengan telemedicine sebagai alternatif konsultasi dokter secara online," ujar Probosuseno.

Usaha lain yang dapat ditempuh tetap melakukan kegiatan sosial. Tapi, di tengah tengah pandemi, ia menganjurkan untuk kurangi interaksi sosial secara langsung, disarankan secara virtual melalui chat, telfon, maupun video call.

"Dengan cara ini mereka akan tetap terhubung dengan keluarga dan lingkungan, sehingga tidak merasa kesepian yang bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisiknya," kata Probosuseno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement