Rabu 22 Apr 2020 04:53 WIB

Aneh Jika Mesut Ozil Tolak Potong Gaji

Mesut Ozil hanya tidak ingin terburu-buru membuat keputusan potong gaji.

Mesut Ozil dihujat karena menolak kebijakan Arsenal melakukan pemotongan gaji pemain.
Foto: Kirsty Wiggleworth/Antara
Mesut Ozil dihujat karena menolak kebijakan Arsenal melakukan pemotongan gaji pemain.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mesut Ozil dihujat sebagai sosok pelit karena menolak dipotong gajinya demi membantu klub keluar dari krisis akibat terdampak wabah virus corona. Menurut Ally McCoist, stigma tersebut bukan karakter Ozil yang selama ini dikenal sangat dermawan. 

‘’Saya telah membaca banyak hal baik tentang Mesut Oezil,’’ kata McCoist, seperti dikutip Talksports.com, Selasa (21/4). ‘’Tentang apa yang ingin dia lakukan, tentang apa yang telah dia lakukan untuk kegiatan amal di segala penjuru.’’

Arsenal resmi mengeluarkan kebijakan pemotongan gaji pemain dan pelatih sebesar 12,5 persen selama 12 bulan hingga Maret tahun depan. Namun, ada tiga pemain yang menolak kebijakan untuk mengatasi krisis klub akibat terdampak wabah corona tersebut. Salah satunya Oezil yang tercatat sebagai pemain Arsenal dengan pendapat tertinggi, yakni sebesar 350 ribu poundsterling (Rp 6,7 miliar) per pekan.

McCoist, mantan striker Rangers dan Sunderland era 1980an, tidak yakin jika Ozil benar-benar tidak ingin dipotong gajinya demi membantu klub mengatasi krisis. Karena, gelandang Muslim asal Jerman berdarah Turki tersebut selama ini dikenal suka menggalang kegiatan amal.

‘’Oezil telah menjadi sasaran cemooh fan Arsenal yang frustasi selama beberapa tahun terakhir karena melihat Oezil yang memiliki bayaran paling tinggi, tidak mampu tampil konsisten di lapangan,’’ sebut laporan Talksports. ‘’Tapi, kegiatan amalnya telah benar-benar di bawah radar.’’

Ozil adalah duta untuk program amal anak-anak Rays of SunshinePlaymaker berusia 31 tahun ini telah bekerja sama dengan Rays of Sunshine sejak 2018.

Oezil dan istri juga pernah menolak pemberian hadiah mewah dari tamu-tamu undangan di hari pernikahan mereka. Selain itu, pemain yang pernah memperkuat Real Madrid selama tiga musim (2010-2013) ini membayarkan biaya operasi bagi 1.000 anak.

‘’Mesut Oezil mendonasikan dana untuk memberikan makanan bagi 100.000 pengungsi di kamp pengusian di Turki dan Suriah,’’ sebutnya.

Pemain yang mengawali karier bersama Schalke 04 pada 2006 itu menyumbangkan bonusnya yang didapat usai membawa Timnas Jerman menjuarai Piala Dunia 2014. Bonus sebesar 240.000 poundsterling disumbangkan untuk mendanai biaya operasi bagi 23 anak-anak Brasil.

McCoist tidak yakin jika Oezil benar-benar menolak usulan pemotongan gaji. Mantan striker Rangers era 1980an ini menyebut Oezil sebenarnya bukan tidak ingin dipotong gajinya demi membantu klub bangkit dari krisis. Dia hanya tidak ingin terburu-buru membuat keputusan sebelum melihat dampak langsung corona terhadap keuangan klub.

Agen Oezil, Erkut Sogut, secara tidak langsung ikut mengaminkan. Dari segi finansial, menurut Sogut, saat ini Arsenal tetap menghasilkan keuntungan seperti tahun lalu. "Dampak finansial tidak terlihat pada hari ini, melainkan dalam tiga hingga enam bulan ke depan," ujar sang agen.

Tony Cascarino, pengamat sepakbola yang dulu memperkuat sejumlah klub Inggris dan Prancis, mengatakan pemain dan pelatih memiliki hak untuk menolak usulan pemotongan gaji. Termasuk jika pemain ingin menggunakan gajinya selama masa krisis ini. ‘’Dan, klub-klub papan atas sudah sepantasnya tidak meminta bantuan pemain untuk tetap bisa bertahan secara finansial,’’ katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement