Senin 20 Apr 2020 23:39 WIB

Pemprov Sumsel Siapkan Hotel BUMD untuk Tenaga Medis

Hotel untuk tenaga medis buntut dari penolakan warga terhadap enam perawat di Sumsel

Petugas kesehatan yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa suhu salah satu penumpang yang turun di terminal Alang Alang Lebar  Palembang,Sumsel, Senin(20/4/2020).  Dengan ditetapkannya Palembang sebagai zona merah, Pemerintah Kota Palembang menyiagakan tenaga kesehatan dan dinas perhubungan untuk memantau bis dan penumpang yang melintas di Terminal setempat untuk menhantisipasi penyebaran wabah ke luar dan dalam kota,
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas kesehatan yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) memeriksa suhu salah satu penumpang yang turun di terminal Alang Alang Lebar Palembang,Sumsel, Senin(20/4/2020). Dengan ditetapkannya Palembang sebagai zona merah, Pemerintah Kota Palembang menyiagakan tenaga kesehatan dan dinas perhubungan untuk memantau bis dan penumpang yang melintas di Terminal setempat untuk menhantisipasi penyebaran wabah ke luar dan dalam kota,

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan menyiapkan Hotel Swarna Dwipa bintang tiga milik BUMD Sumsel di Kota Palembang untuk tenaga medis yang ikut menangani COVID-19.

"Informasinya Hotel Swarna Dwipa disiapkan untuk tenaga medis, terkait pengaturan teknis akan dibicarakan nanti," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-9 Sumsel, Yusri dalam keterangan telekonfrensinya di Palembang, Senin.

Penyiapan hotel berkapasitas 68 kamar tersebut untuk mendukung kerja tenaga medis sekaligus mencegah berulangnya penolakan warga terhadap tenaga medis yang pulang dari bertugas karena dianggap membawa virus COVID-19, seperti yang menimpa enam perawat RS Siloam Palembang, Sabtu (18/4).

Enam perawat RS Siloam itu terpaksa menginap di rumah sakit karena mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari pemilik kos, di mana keenamnya diminta angkat kaki jika tidak mengisolasi diri dalam jangka waktu tertentu.

Stigma negatif semacam itu akan mengganggu penanganan COVID-19 karena tenaga medis berada di garda terdepan, meskipun rentan tertular namun penanganan terhadap tenaga medis juga sangat ketat dari masing-masing rumah sakit, kata dia.

"Kami berharap tidak ada lagi masyarakat yang takut, karena secara prosedur tenaga medis yang terindikasi COVID-19 itu langsung diisolasi, jadi jangan ada lagi opini tenaga medis itu sakit atau membawa penyakit ketika mereka pulang," jelas Yusri.

Sementara bagi tenaga medis yang mengalami gejala COVID-19 baik yang berstatus ODP, PDP, maupun OTG diarahkan menjalani karantina di Rumah Sehat COVID-19 Jakabaring berkapasitas 300 kamar, setidaknya saat ini terdapat 13 tenaga medis di rumah sehat tersebut.

Data COVID-19 di Sumsel per 20 April 2020, jumlah kasus positif mencapai 89 kasus dan tidak ada tambahan sejak 19 April, temuan terbanyak ada di Kota Palembang yakni 54 kasus yang didominasi penularan lokal dalam lingkup keluarga dan tenaga medis.

Bahkan dua orang tenaga medis dari Prabumulih dan Kota Palembang yang dinyatakan positif COVID-19 telah meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement