Selasa 21 Apr 2020 06:02 WIB

Ini Alasan Bandara Juanda Kurangi Area Operasional

Selama kuartal I 2020, jumlah penumpang Bandara Juanda turun 8 persen.

Suasana konter check-in penumpang di Terminal 2 Bandara Internasional  Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/4/2020). Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menetapkan larangan sementara masuk dan transit ke wilayah Indonesia bagi Warga Negara Asing (WNA) mulai tanggal 2 April 2020 hingga waktu yang belum ditentukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 menyebabkan maskapai penerbangan internasional mengambil langkah dan kebijakan berupa pemberhentian operasional sementara
Foto: ANTARA / Umarul Faruq
Suasana konter check-in penumpang di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/4/2020). Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menetapkan larangan sementara masuk dan transit ke wilayah Indonesia bagi Warga Negara Asing (WNA) mulai tanggal 2 April 2020 hingga waktu yang belum ditentukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 menyebabkan maskapai penerbangan internasional mengambil langkah dan kebijakan berupa pemberhentian operasional sementara

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Bandara Internasional Juanda Surabaya, di Sidoarjo Jawa Timur mengurangi area operasional atau downsizing area. Penurunan jumlah penumpang menjadi salah satu alasannya.

Sebelumnya, Bandara Juanda beroperasi dari gate 1 hingga 12. Kini, yang digunakan hanya gate 1 sampai dengan gate 7 menyusul adanya penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Baca Juga

General Manager Bandar Udara Internasional Juanda Kolonel Laut (P) Heru Prasetyo mengatakan untuk strategi pengurangan lokasi operasional yaitu untuk terminal 1 area keberangkatan hanya dioperasikan gate 1 hingga gate 7. "Hal ini karena terjadi penurunan jumlah penumpang mulai akhir Maret hingga saat ini," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (20/4).

Ia mengatakan, selama kuartal I kemarin Bandara Juanda melayani 3,6 juta penumpang. Jumlah ini turun sebesar 8,14 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 3,9 juta penumpang.

"Sementara data pergerakan pesawat di triwulan I sejumlah 31 ribu pergerakan atau tumbuh 4,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sejumlah 30 ribu pergerakan," katanya.

Menurutnya, berdasarkan data kinerja operasional selama periode bulan April, pergerakan pesawat dan penumpang pun mencatatkan penurunan jumlah. Sejak tanggal 1 hingga tanggal 18 April, penumpang yang dilayani sejumlah 178 ribu atau turun sebesar 73 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yakni sejumlah 683 ribu penumpang.

Sedangkan untuk jumlah pesawat, kata dia, tercatat 2,8 ribu pergerakan atau turun 51 persen dibanding tahun lalu sejumlah 5,8 ribu pergerakan pesawat.

"Sehingga mencermati hal tersebut secara korporasi kami harus mengambil kebijakan berupa pengurangan area operasional, untuk mengefisienkan alat produksi namun tidak mengurangi kualitas layanan dengan standar keselamatan dan keamanan penerbangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement