Selasa 21 Apr 2020 04:49 WIB

Gairahkan Industri Kopi, Pemerintah Gandeng Marketplace

Industri pengolahan kopi telah memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi nasional

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah pekerja mendinginkan biji kopi setelah proses penyangraian untuk pengolahan bubuk kopi tradisional di Desa Suak Sigadeng, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Ahad (29/3/2020). Pengusaha mengaku, sejak sepekan terakhir permintaan bubuk kopi tradisional yang dijual Rp65
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Sejumlah pekerja mendinginkan biji kopi setelah proses penyangraian untuk pengolahan bubuk kopi tradisional di Desa Suak Sigadeng, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Ahad (29/3/2020). Pengusaha mengaku, sejak sepekan terakhir permintaan bubuk kopi tradisional yang dijual Rp65

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, Industri kecil dan menengah (IKM) pengolahan kopi merupakan salah satu yang terdampak pandemi Covid-19. Maka diperlukan langkah strategis, demi membangkitkan gairah usaha sektor tersebut. 

“Pada situasi seperti ini, penting sekali agar seluruh pihak bersinergi, mulai dari pemerintah, pelaku industri, perusahaan tekonologi Indonesia hingga masyarakat. Sehingga kegiatan ekonomi tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, pada Senin, (20/4).

Menperin menyebutkan, saat ini terdapat 1.204 pelaku IKM yang mengolah biji kopi lokal dari para petani di berbagai daerah di Indonesia. “Dengan didukung ketersediaan bahan baku dan potensi pasar yang besar, selama ini industri pengolahan kopi mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional,” jelasnya. 

Kemenperin mencatat, kontribusi itu misalnya tercatat pada capaian ekspor produk kopi olahan yang mencapai 579,98 juta dolar AS sepanjang 2018. Angka itu meningkat 19,1 persen dibandingkan perolehan pada 2017. 

 

Ekspor produk kopi olahan dari Indonesia yang didominasi produk kopi instan, ekstrak, esens dan konsentrat kopi, telah menembus ke sejumlah pasar mancanegara di Asean, China, dan Uni Emirat Arab. Hanya saja, pandemi Covid-19 membawa berbagai tantangan bagi setiap lapisan masyarakat, tidak terkecuali para pelaku usaha kopi. 

Contohnya, warung kopi dan kafe yang terimbas sepinya pengunjung, bahkan sampai ada yang tutup karena merosotnya penjualan. Selain itu, sejumlah petani kopi di Aceh bahkan mengeluhkan penurunan harga jual hingga 50 persen, yang sebelumnya dibanderol Rp10 ribu per bambu (harga jual basah) menjadi hanya Rp 5.800.

Demi membangkitkan geliat pelaku usaha kopi di dalam negeri, Kemenperin bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Tokopedia, serta para pelaku industri kopi lokal, menginisiasi kampanye #SatuDalamKopi. Langkah kolaborasi ini bertujuan untuk memajukan kopi nusantara sekaligus membuat roda perekonomian tetap bergerak di tengah pandemi Covid-19.

“Kampanye #SatuDalamKopi merupakan contoh nyata bagaimana kita bersama ambil bagian untuk mendorong pemasaran produk kopi lokal melalui kafe, warung kopi dan masyarakat luas yang pada gilirannya akan berdampak pada geliat industri kopi di daerah dan seluruh rantai pasoknya,” tutur Agus. 

Kampanye nasional #SatuDalamKopi yang diadakan pada 20 sampai 26 April 2020 di Tokopedia akan melibatkan hampir 1.200 pelaku industri kopi dari berbagai penjuru wilayah di Indonesia. Tak hanya pelaku industri kopi, para pecinta kopi pun bisa turut berpartisipasi dalam menyemarakkan kampanye #SatuDalamKopi yang diselenggarakan selama tujuh hari tersebut.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih mengemukakan, IKM kopi olahan tersebar di berbagai sentra produksi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Ia menyebutkan, beberapa tahun terakhir permintaan kopi di Indonesia mulai meningkat karena kegiatan minum kopi di tengah masyarakat sudah menjadi bagian dari lifestyle (gaya hidup). 

Bahkan, kebiasaan figur publik turut memengaruhi perilaku masyarakat yang dewasa ini semakin gandrung pada kopi. “Untuk meningkatkan daya saing IKM kopi olahan, kami telah memiliki berbagai fasilitas, termasuk untuk mendorong penggunaan teknologi terkini agar lebih produktif, inovatif, dan kompetitif,” katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement