Senin 20 Apr 2020 21:27 WIB

Pantau Suhu Tubuh Karyawan, Amazon Pakai Kamera Inframerah

Pantau Suhu Tubuh Karyawan, Amazon Andalkan Kamera Inframerah

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pantau Suhu Tubuh Karyawan, Amazon Andalkan Kamera Inframerah. (FOTO: Unsplash/Bryan Angelo)
Pantau Suhu Tubuh Karyawan, Amazon Andalkan Kamera Inframerah. (FOTO: Unsplash/Bryan Angelo)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Di tengah kebijakan lockdown yang diterapkan di berbagai wilayah di Amerika Serikat (AS), Amazon menjadi salah satu pihak yang jadi sorotan bagi masyarakat setempat. Raksasa bisnis e-commerce dunia itu banyak dikritik lantaran dianggap masih leluasa melakukan pengiriman barang meski kebijakan lockdown telah diterapkan.

Kalangan serikat pekerja dan sebagian politisi pun meminta pihak Amazon segera menunjukkan upaya konkret dalam mengantisipasi potensi penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kerjanya. Tak hanya itu, sebagian pekerja di wilayah pergudangan Amazon dikabarkan juga memilih berhenti dengan alasan keselamatan kerja. Respons ini diantaranya juga dipicu laporan yang menyebutkan bahwa lebih dari 50 gudang perusahaan di AS disinyalir telah terpapar virus Covid-19.

Baca Juga: Kritisi Jaminan Keamanan saat Pandemi, Amazon Malah Pecat Karyawannya yang Kritis

Sebagaimana dilansir oleh Reuters, pihak Amazon dilaporkan telah merespon kondisi tersebut dengan memasang sejumlah kamera berteknologi inframerah di jaringan pergudangannya untuk dapat memantau suhu tubuh karyawannya secara massal dan cepat. Sebelum menggunakan kamera ini, Amazon menerapkan pendekatan seperti halnya perkantoran lain dengan menggunakan thermo gun.

Akan tetapi, dengan jumlah karyawan yang sangat banyak, cara tersebut dianggap sangat merepotkan dan tidak efisien. Selain itu, sistem pengukuran suhu menggunakan thermo gun juga membuat sejumlah karyawan tidak nyaman karena khawatir membawa dampak buruk secara kesehatan.

Sebaliknya, para pekerja Amazon secara umum menyambut baik penggunaan kamera inframerah karena dianggap tidak mengganggu proses kerja yang menjadi tanggung jawab mereka. Para pekerja tidak lagi perlu mengantre untuk diperiksa saat datang ke gudang, melainkan beraktivitas seperti biasa saja sembari kamera inframerah bekerja.

Sayangnya, meski banyak diparesiasi dari kalangan karyawan, kebijakan memanfaatkan kamera inframerah masih juga memantik kontroversi dari kalangan pegiat privasi. Penggunaan kamera untuk mengawasi aktivitas pekerja setiap saat dinilai melanggar ranah privasi personal karyawan tersebut. Namun, untuk urusan satu ini, Amazon mendapatkan sejumlah pembelaan.

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Menjaga karyawan dari ancaman virus corona itu sangatlah penting. Semua pihak harus mau membuka diri secara sukarela untuk kepentingan pencegahan yang menurut saya sangat masuk akal," ujar pimpinan Ad-Dash Adoption, George Donnelly. Sebagai pegiat industri kripto, wacana menjaga privasi merupakan salah satu yang menjadi concern Donnelly selama ini.

"Pihak-pihak di luar Amazon dan karyawannya tidak perlu ikut meramaikan masalah ini. Ini benar-benar hanya melibatkan antara dua pihak itu, yaitu pihak Amazon dan para pekerjanya. Selama pekerja menyetujui dan paham bahwa (pemasangan kamera) itu juga demi kepentingannya, tidak ada lagi yang perlu dibahas lebih jauh. Ini hanya masalah relasi majikan dan karyawan. Tidak lebih," kata pengembang senior JavaScript, Chris Troutner, dalam kesempatan terpisah.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement