REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al-Irsyad al-Islamiyyah terus memfungsikan masjid sebagai pusat koordinasi dalam membantu kalangan yang terimbas pandemi Covid-19. Meskipun jamaah tetap diimbau untuk beribadah di rumah masing-masing, aktivitas donasi dapat terus dikoordinasikan melalui masjid.
Menurut Ketua Dewan Syuro al-Irsyad al-Islamiyah KH Abdullah al-Jaidi, pandemi Covid-19 telah melemahkan tatanan ekonomi masyarakat lapisan bawah. Di antara mereka, tak sedikit yang berasal dari unsur guru-guru agama, semisal mubaligh atau imam masjid. Oleh karena itu, al-Irsyad terpanggil untuk turut menyalurkan bantuan kepada mereka.
"Insya Allah, semua para pemakmur masjid seperti imam, khatib dan dai tetap mendapatkan bantuan intensif, termasuk bantuan bahan-bahan pokok yang kita berikan langsung," kata Kiai Abdullah Al-Jaidi saat dihubungi, Senin (20/4).
KH Abdullah mengatakan, sejak pandemi ini merebak, pihaknya telah memfungsikan masjid tidak hanya sebagai sentra kegiatan keagamaan massal, seperti shalat berjamaah dan pengajian. Masjid-masjid yang dikelola al-Irsyad al-Islamiyah telah difungsikan untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19.
KH Abdullah memastikan, hampir di semua kota dan kabupaten di Indonesia al-Irsyad memiliki masjid. Masjid-masjid ini telah berkontribusi membantu pemerintah mengatasi masalah sosial karena terdampak wabah Covid-19.
Misalnya, lanjut dia, Masjid Al-Irsyad Surabaya (Jawa Timur). Takmir setempat telah membuat program "Peduli Sembako." Program ini dibuat tiga kali pembagian dan berakhir pada hari ini.
"Alhamdulillah, sudah kami bagikan (sembako) ke 619 KK (kepala keluarga). Inilah salah satu contoh kegiatan masjid sebagai pusat bantuan kepada dhuafa," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
