Senin 20 Apr 2020 15:08 WIB

Asosiasi Sebut Kredit Macet Fintech Lending Masih Sehat

NPL fintech lending 3,92 persen.

Fintech
Foto: Republika
Fintech

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mengungkapkan tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) fintech lending masih tergolong sehat. NPL masih aman di tengah pandemi covid-19.

"Untuk tingkat kredit bermasalah atau NPL belum terlihat. Dari hasi survei tersebut, mayoritas anggota AFPI menyatakan Tingkat Keberhasilan Bayar 90 Hari (TKB90) tercatat stabil," ujar Ketua Harian AFPI Kuseryansyah dalam diskusi daring atau online, Senin (20/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan bahwa hingga Februari 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat TKB90 yang menjadi tolak ukur industri fintech berada di angka 96,08 persen atau NPL 3,92 persen. Angka tersebut masih tergolong sehat untuk industri ini.

“Covid-19 sedikit banyak berpengaruh terhadap rencana bisnis perusahaan, termasuk target seluruh anggota penyelenggara Fintech P2PL. Pandemi Covid-19 juga dikhawatirkan membuat risiko kegagalan pembayaran pinjaman berpotensi meningkat, sehingga akan semakin memperketat mitigasi risiko atas pengajuan pinjaman-pinjaman baru," kata Kuseryansyah.

Dia menyampaikan bahwa hal tersebut tentunya sangat dipertimbangkan oleh pihak pemberi pinjaman di masing-masing penyelenggara Fintech lending. Dia mengatakan AFPI akan terus menjaga perannya untuk memperluas jangkauan pembiayaan bagi masyarakat di Indonesia.

Pendapatan pada industri Fintech lending adalah berasal dari fee atas transaksi pinjam meminjam. Sementara pendapatan bunga (dan denda) atas pinjaman adalah milik pihak pemberi pinjaman.

Oleh karenanya, pendapatan penyelenggara Fintech P2PL bergantung kepada jumlah nilai penyaluran pinjaman, sedangkan terjadinya penyaluran pinjaman bergantung kepada kepercayaan pihak pemberi pinjaman kepada kinerja platform penyelenggara Fintech lending.

Hingga akhir Februari 2020, OJK mencatat penyaluran pinjaman Fintech P2P Lending senilai Rp 95,39 triliun atau meningkat 225,58 persen dari tahun lalu (YoY). Dari sisi lender, sudah ada 630.003 entitas atau naik 156,83 persen YoY, dan jumlah borrower 22.327.795 entitas, naik 267,17 persen YoY.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement