Senin 20 Apr 2020 12:10 WIB

17 Orang Positif Corona Terinfeksi di Pasar Raya Padang

Diketahui sudah 17 orang positif corona yang tertular dari Pasar Raya Padang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Pemko Padang semprot Pasar Raya Padang dengan disinfektan karena menjadi sumber penularan terbanyak virus corona di Kota Padang, Senin (20/4)
Foto: Republika/Febrian Fachri
Pemko Padang semprot Pasar Raya Padang dengan disinfektan karena menjadi sumber penularan terbanyak virus corona di Kota Padang, Senin (20/4)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Pemerintah Kota Padang melakukan penyemprotan cairan disinfektan di Pasar Raya Padang, Senin (20/4). Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan penyemprotan ini dilakukan untuk mensterilisasi Pasar Raya karena lokasi tersebut telah menjadi salah satu lokasi penularan virus corona. Diketahui sudah 17 orang positif corona yang tertular dari Pasar Raya Padang.

"Dari Pasar Raya sudah 17 orang positif corona. Kita khawatir penyebaran bisa berakibat lebih luas makanya kita semprot disinfektan," kata Mahyeldi.

Penyemprotan disinfektan ini dilakukan oleh Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI). Mahyeldi menjelaskan penyemprotan dimulai dari fase 1 sampai fase 7 di Pasar Raya. Setelah itu akan dilanjutkan dari blok 1 sampai blok 7.

Mahyeldi berharap masyarakat khususnya pedagang memahami kondisi ini. Pemkot Padang sudah mulai menutup Pasar Raya Padang untuk memudahkan upaya sterilisasi dan memutus mata rantai penularan virus corona.

Mahyeldi mengatakan Pasar Raya Padang memang sudah ditutup selama lima hari ke depan mulai sejak hari ini sampai Jumat (24/4). Penutupan ini kata Mahyeldi nanti akan berlanjut begitu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua pekan. Rencananya PSBB di Sumbar akan diberlakukan sejak Rabu (22/4) hingga Rabu (6/5).

"Yang boleh beraktivitas di Pasar Raya hanya pedagang sembako. Selain itu harus berada di rumah. Tidak boleh ada di jalanan," ucap Mahyeldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement