Senin 20 Apr 2020 09:20 WIB
Orba

Orang Kiri-Kanan Pada Masa Orba: Siapa Yang Menendang Pintu?

Siapa Yang Menendang Pintu?

Reformasi 1998
Foto: dok. Republika
Reformasi 1998

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Isti Nogroho, Aktivis dan Penikmat Filsafat

"Siapa yang menendang pintu di rumah tuannya, dengan kaki kiri dan tangan kiri yang terus mengepal ?"

Tentu saja mereka kaum demokrat yang menginginkan kebebasan politik dan sosial, serta kaum sosialis. Kaum sosialis yang tidak suka dengan kapitalis, yang kerjanya memeras buruhnya sampai kurus kering.

Dua kelompok itu : kaum sosialis dan kaum demokrat yang menendang pintu besar yang dijaga polisi dan tentara yang sudah dicuci otaknya untuk membela tuannya, yakni tuan Suharto dengan rezimnya Orde baru (orba).

Pintu yang ditendang dari dua kelompok itu sejak tahun 70-an, tidak jatuh-jatuh karena rezim Orba kuat. Hingga diujung 90-an setelah 28 tahun berjuang Dardoyo dan Jeffri, berhasil menumbangkan rezim fasis Jawa pimpinan Suharto.

Setelah rezim fasis Jawa jatuh, Dardoyo melanjutkan usahanya membesarkan bisnisnya dalam bidang elektronik dan sukses. Jeffri melanjutkan studinya sampai jenjang doktoral di Cornell Univercity.

Walaupun dari mula dulu antara Dardoyo dan Jeffy berbeda latar belakang ideologi, sosial dan ekonomi tapi dalam memandang rezim Orba sama. Sama-sama oposisi, sama-sama pernah mengalami ditangkap, disiksa dan diadili oleh rezim Orba.

Jeffri dituduh ekstrem kanan, Dardoyo ekstrem kiri. Dua orang itu distigma dengan cap berbeda tapi sama buruknya, yaitu sama-sama ekstrim.

Orba menggunakan bahasa untuk keuntungan kekuasaannya. Relasi bahasa dan kuasa itu erat kaitannya di masa kejayaan Orde Baru.  Relasi bahasa dan kuasa dan relasi antara rakyat dan negara, bisa dilihat dan bisa diukur lewat bahasa yang bermain, atau permainan bahasa (Sprachspiele).

Pada zaman Orba, kiri dianggap buruk, musuh negara dan bangsa. Predikat kanan tidak disukai juga pada waktu itu, apalagi ekstrim kanan. Kata golongan tengah pada zaman Orba, hampir tidak pernah digunakan tapi tetap saja ada peringatan "awas ekstrem tengah", siapa yang dipersepsikan golongan tengah ?

Penendang pintu di zaman Orba datang dari kiri dan kanan. Kenapa kelompok kiri memulai menendang kemapanan (establishment). Karena kaum establis yang bercokol dalam kekuasan mempertahankan sistem kapitalis, terusan dari sistem kolonial feodal yang dilawan oleh kelompok kiri dan kanan telah mengangkangi sistem Orba.

Kebanggaan pada masa rejim fasisme Jawa pimpinan Suharto, dengan cap kiri karena the founding fathers pada waktu itu juga dengan bangga dituduh sebagai orang-orang kiri, tentu saja ini menginspirasi mahasiswa dan pemuda yang tumbuh dewasa di tahun 70-80-an.

Cap kiri dibayangkannya seperti pemuda Sukarno, Sutan Syahrir, Tan Malaka dan Amir Syarifuddin. Kiri adalah kebanggaan, karena kiri adalah mereka yang tidak tunduk pada rezim otoriter.

                 *****

Memang pada waktu rezim Orba berkuasa mahasiswa dan pemuda pemberani lebih dibutuhkan dari pada pemikir-pemikir berbobot. Tak peduli mereka kiri dan kanan. Ini karena berani adalah pilihan serta solusi. Berani menendang pintu tuannya, adalah simbol perlawanan.

Setelah rezim Suharto jatuh, Dardoyo dan Jeffry hilang ditelah kesibukan. Datanglah segerombolan tukang klaim, yang mengaku berada dibarisan depan penetang Suharto. Kemudian keliling antar departement menyodorkan jasanya untuk ditukarkan dengan jabatan dalam pemerintahan reformasi.

Padahal ketika Suharto kuasa, melihat pintu besar yang dijaga polisi dan tentara, bulu kuduknya merinding ketakutan. Apalagi menendang pintu besar Orba, gak ah, kami lebih baik ngacir dari pada ditangkap dan dipenjarakan. Ampun tuan.

Mengingat itu semua, tiba-tiba hidung ini mencium aroma masakan dari dapur. Kepala ikan kakap dan udang goreng akan segera tersaji.

Keluhku, “Perut sudah keroncongan bung, ingin segera menikmati sarapan pagi di rumah saja. Di rumah saja bung, kerja dari rumah saja, jangan keluar rumah kalau tidak perlu!”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement