MUI Imbau Umat Tingkatkan Ketakwaan di Bulan Ramadhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah

Ahad 19 Apr 2020 22:50 WIB

MUI Imbau Umat Tingkatkan Ketakwaan di Bulan Ramadhan Foto: Republika/mgrol101 MUI Imbau Umat Tingkatkan Ketakwaan di Bulan Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof Hasanudin AF mengimbau umat Islam tetap meningkatkan ketakwaan di bulan Ramadhan 1441 Hijriah. Meskipun, kata dia, pada bulan suci Ramadhan kali ini umat Islam diuji dengan musibah Covid-19.

“Dalam Ramadhan itu kita harus tetap meningkatkan ketakwaan. Laallakum tattaqun, dalam Alquran itu jelas. Jadi, dalam kondisi apapun ya harus meningkatkan ketawakaan kita di Ramadhan itu,” ujar Prof Hasanudin saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (15/4).

Baca Juga

Menurut dia, Ramadhan menjadi kesempatan besar bagi umat Islam untuk meraih pahala yang sebanyak-banyaknya. Namun, menurut dia, dalam situasi Covid-19 ini umat Islam harus memaksimalkan ibadahnya di rumah saja, sehingga terhindar dari bahaya Covid-19.

 “Jadi kita seperti biasa menyambut Ramadhan dengan suka cita, cuma tarawihnya di rumah. Jadi berjamaahnya nggak di masjid, tapi di rumah bersama keluarga,” ucapnya.

Dia menjelaskan, untuk menyambut Ramadahan tahun ini umat Islam juga harus mempersiapkan mental dan memantapkan niatnya dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, sehingga setelah Ramadhan berakhir jiwanya kembali bersih.

“Yang harus dipersiapkan niat dan mental dalam menyambut Ramadhana ini supaya kita benar-benar membersihkan diri, membersihkan jiwa, dan ketakwaan kita meningkat,” katanya.

Selain itu, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini juga mengingatkan kepada umat Islam agar di bulan Ramadhan nanti tidak lupa untuk melakukan ibadah sosial. Namun, menurut dia, dalam situasi Covid-19 ini ibadah sosial tersebut juga harus dilakukan sesuai dengan protokol pencegahan Covid-19.

“Tapi, itu harus dilakukan sesuai rambu-rambu social distancing. Karena kondisi begini, jangan berkurumun. Dalam ibadah mahdhah juga sudah ada alternatifnya,” kata Prof Hasanudin.