Ahad 19 Apr 2020 05:53 WIB

Penjualan Mariyuana Meningkat Selama Pandemi Virus Corona

Pemerintah negara bagian atau daerah memberlakukan kebijakan karantina wilayah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mariyuana
Foto: VOA
Mariyuana

REPUBLIKA.CO.ID,GARBERVILLE -- Pengusaha mariyuana di Amerika Serikat (AS) mengatakan penjualan mereka meningkat selama pandemi virus corona. Para pengusaha mariyuana di negara bagian yang melegalisasikannya kebanjiran pesanan.

"Bisnis naik, oh, sekitar seratus persen," kata operation manager distributor mariyuana Flower Co, Ryan Moran, kepada Los Angeles Times, Sabtu(18/4).  

Moran mengatakan perusahaannya akan mengirimkan mariyuana ke San Francisco Bay Area. Pada Jumat (24/4) mendatang ia berharap dapat mulai melakukan penjualan di Los Angeles.

Ia mengatakan kantor kecil Flower Co berada di sebuah gedung baru yang semua penyewanya bergerak di industri mariyuana. Tempat parkir gedung itu dipenuhi truk-truk kecil yang mengambil paket-paket mariyuana.

Moran mengatakan penjualannya mulai naik pada 16 Maret lalu. Setelah tujuh county di Bay Area mengumumkan shelter-in-place orders. Shelter-in-place orders biasanya digunakan pemerintah daerah AS dalam keadaan darurat seperti bencana alam, penembakan massal dan lain-lain.

Kebijakan ini melarang masyarakat untuk keluar rumah. Selama pandemi virus corona pemerintah negara bagian atau daerah memberlakukan kebijakan yang lebih ketat yaitu karantina wilayah. "Kami melihat meningkatkan pembelian panik," kata Moran.

Karena tampaknya masyarakat berpikir toko-toko mariyuana ditutup selama karantina wilayah. Tapi pada 22 Maret Gubernur California Gavin Newsom mengatakan toko-toko mariyuana dan sejumlah industri lain termasuk bisnis esensial yang dibutuhkan masyarakat selama pandemi.

Moran menambahkan sejak itu penjualan meningkat. Kini penjualan lebih tinggi dari pada lonjakan awal. "Saat ini banyak orang yang terjebak di rumah mereka, jadi apa yang mereka lakukan, menonton Netflix, dan mabuk, atau menonton film di Amazon dan mabuk, atau bermain permainan papan dan mabuk, tidak banyak yang bisa dilakukan," kata Moran.

Hal ini senada dengan yang dikatakan pendiri Her Royal Hempress, Emma Spivey. Her Royal Hempress perusahaan yang bergerak di industri kecantikan dengan bahan dasar mariyuana.

"Nilai dari mariyuana lebih sulit untuk ditolak ketika jutaan masyarakat Amerika memakainya sehari-hari untuk menghadapi salah satu peristiwa yang paling menekan sepanjang hidup kami," kata Spivey kepada Huffington Post.

Spivey mengatakan pandemi virus corona membuat masyarakat menyadari sesuatu yang sudah disadari banyak pemakai mariyuana. Tanaman obatan itu sangat penting di masa yang mencekam.

Menurut pengusaha lainnya Valarie Sakota  karantina wilayah membuat penggunaan mariyuana menjadi berbeda seperti biasanya. Sakota pendiri Barbari, sebuah perusahaan suplemen yang dirancang untuk dikonsumsi bersama mariyuana.

"Konsumsi mariyuana terutama dengan cara merokok, kerap kali aktivitas sosial, puff puff pass membutuhkan setidaknya satu orang teman," kata Sakota.

Pendiri perusahaan mariyuana Platinum, George Sadler mengatakan menurunnya kegiatan sosial di masyarakat, mendorong perusahaan mariyuana memprediksi apakah hal itu mempengaruhi penjualan di masa mendatang atau tidak. "Selalu ada permintaan untuk mariyuana, tapi apa yang ingin orang bayar akan berbeda, saya pikir perusahaan mariyuana harus beradaptasi dengan ini," kata Sadler. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement