Sabtu 18 Apr 2020 14:35 WIB

Sarri Akui Sempat Bermasalah dengan Pemain Chelsea

Sarri hanya semusim menangani Chelsea dan pindah ke Juventus.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Israr Itah
Eks pelatih Chelsea Maurizio Sarri yang kini menangani Juventus.
Foto: APLaurent Cipriani
Eks pelatih Chelsea Maurizio Sarri yang kini menangani Juventus.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Kiprah Maurizio Sarri di Chelsea hanya bertahan selama satu musim. Namun dalam rentang waktu relatif singkat tersebut, Sarri mampu mengantarkan the Blues finis di peringkat ketiga Liga Primer Inggris dan menjadi yang terbaik di Liga Europa pada musim lalu.

Sarri kemudian memutuskan meninggalkan tim asal London Barat itu pada awal musim ini dan kembali ke Italia menerima pinangan Juventus. Mantan pelatih Napoli itu mengakui, sempat mengalami konflik dengan sejumlah pemain Chelsea di ruang ganti. Konflik ini, kata Sarri, tidak terlepas dari sulitnya membangun hubungan personal dengan pemain the Blues. 

Baca Juga

"Dengan perubahan suasana secara drastis di ruang ganti, cukup sulit buat saya membangun hubungan personal. Saya sempat memliki konflik dengan pemain di ruang ganti Chelsea. Namun, saat saya mengumumkan akan hengkang, banyak dari mereka yang menangis," kata Sarri seperti dikutip Football Italia, Sabtu (18/4).

Sarri merupakan tipe pelatih yang lebih senang mengkritik pemain tepat di depan mereka mengomentarinya di belakang pemain terlebih kepada awak media. Perbedaan pendekatan inilah yang membuat Sarri dikabarkan sempat kehilangan pamor di ruang ganti The Blues.

"'Saya bukanlah orang yang suka mengomentari pemain di belakang mereka. Saya kerap mengkritik permainan pemain secara terbuka, dan jarang menyinggung penampilan apik mereka. Saya rasa, itu memberikan dampak besar. Namun, seiring berjalan waktu, mereka sadar dan menghormati apa yang saya katakan," tutur pelatih berusia 61 tahun tersebut.

Kendati merasa tidak kerasan tinggal di Inggris, Sarri mengaku cukup merindukan atmosfer sepak bola di negara Ratu Elizabeth tersebut, terutama di pentas Liga Primer Inggris. Ia memuji Liga Primer Inggris sebagai kompetisi yang memiliki tingkat teknik permainan dan atmosfer yang luar biasa. 

"Saya tdak pernah mendengar ada makian terhadap seseorang di dalam stadion. Para suporter tim lawan pun tidak segan untuk meminta foto. Selain itu, stadion juga selalu penuh apa pun kompetisinya. Benar-benar fantastis," tutur mantan bankir tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement