Sabtu 18 Apr 2020 08:46 WIB

Kebutuhan APD RS Muhammadiyah dan Aisyiyah Capai 300 Unit

Muhammadiyah Covid-19 Command Center terus berusaha memenuhi kebutuhan RS.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Kebutuhan APD RS Muhammadiyah dan Aisyiyah Capai 300 Unit. Foto Ilustrasi: Rusunawa RS Muhammadiyah Gombong, Kebumen, diubah menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 dan bakal dibuka pertengahan Ramadhan nanti. Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto memastikan standar rumah sakit sama dengan Gugus Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.
Foto: dok. Muhammadiyah
Kebutuhan APD RS Muhammadiyah dan Aisyiyah Capai 300 Unit. Foto Ilustrasi: Rusunawa RS Muhammadiyah Gombong, Kebumen, diubah menjadi Rumah Sakit Darurat Covid-19 dan bakal dibuka pertengahan Ramadhan nanti. Wakil Bupati Kebumen Arif Sugiyanto memastikan standar rumah sakit sama dengan Gugus Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sudah ada 67 Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) yang ditunjuk merawat pasien Covid-19. Muhamamdiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) terus berusaha memenuhi segala kebutuhan RS-RS itu.

Salah satu kebutuhan penting dalam operasional merawat pasien Covi-19 tidak lain alat pelindung diri. Jenisnya ada sarung tangan ( panjang, steril dan nonsteril), masker (bedah dan N95), sepatu boot, pelindung wajah, dan cover all.

Baca Juga

Tim Media MCCC PP Muhammadiyah, Budi Santoso mengatakan, tidak mudah penuhi kebutuhan APD tersebut dalam kondisi saat ini. Selain langka karena banyak dibutuhkan, harganya mengalami kenaikan drastis dari harga yang normal.

Gambaran jumlah kebutuhan APD ini terlihat jelas dalam laporan harian MCCC. Kebutuhan APD untuk jangka waktu operasional satu bulan untuk 67 RSMA itu mulai 51.008 cover all, 10.171 masker N95, dan 1.728 sepatu boot.

 

Kemudian, 5.120 pelindung wajah, 2.560 sarung tangan panjang, 192.000 masker bedah, 51.008 sarung tangan steril dan 51.008 sarung tangan nonsteril. Jika ditotal semua mencapai 364.603 unit APD.

"Jumlah yang tentunya sangat banyak dan membutuhkan biaya besar," kata Budi, Sabtu (18/4).

Itu baru perkiraan kebutuhan untuk satu bulan, dan untuk penanganan Covid-19 tampaknya lebih lama mengingat Indonesia bleum masuk fase puncak pandemi. Jumlah kasus positif masih terus naik karena kesadaran warga belum maksimal.

Lewat Lazismu, Muhammadiyah sudah melaksanakan penghimpunan dana untuk biaya penanggulangan wabah ini. Namun, kerja-kerja Muhammadiyah tidak cuma kepada pemenuhan APD, tapi penyemprotan disinfektan, lumbung pangan dan lain-lain.

Untuk itu, Lazismu membuka kesempatan seluas-luasnya masyarakat membantu donasi penanggulangan. Setidaknya, agar paling tidak operasional 67 RSMA yang merawat pasien Covid-19 tidak terganggu.

"Warga yang ingin memberikan donasi bisa langsung mentransfer dana melalui rekening Lazismu Muhammadiyah," ujar Budi.

Budi menambahkan, selama ini Muhammadiyah menjalankan operasional amal usaha seperti RS, klinik, sekolah, perguruan tinggi, dan panti asuhan memang untuk kepentingan umum. Artinya, mencakup semua warga negara Indonesia.

"Dana yang dihimpun Muhammadiyah kembali ke masyarakat dalam berbagai bentuk pelayanan di berbagai bidang untuk kesejahteraan bersama," lata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement