Jumat 17 Apr 2020 17:31 WIB

Produksi Pertanian Purbalingga Tak Terpengaruh Wabah

Untuk kebutuhan pangan ke depan diperkirakan tidak akan ada persoalan.

Rep: eko widiyatno/ Red: Hiru Muhammad
ilustrasi. Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda tanah air bahkan hampir seluruh dunia, nilai ekspor pada sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang positif.  Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis perkembangan ekspor dan impor pada Maret 2020. Sektor pertanian mengalami kenaikan nilai ekspor pada periode Januari- Maret 2020. Disebutkan bahwa ekspor hasil pertanian mengalami pertumbuhan secara year on year (YoY) pada periode yang sama sebesar 16,23 persen.
Foto: istimewa
ilustrasi. Ditengah pandemi Covid-19 yang melanda tanah air bahkan hampir seluruh dunia, nilai ekspor pada sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang positif. Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis perkembangan ekspor dan impor pada Maret 2020. Sektor pertanian mengalami kenaikan nilai ekspor pada periode Januari- Maret 2020. Disebutkan bahwa ekspor hasil pertanian mengalami pertumbuhan secara year on year (YoY) pada periode yang sama sebesar 16,23 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi memastikan produksi pertanian pangan dan sayuran, tidak terpengaruh adanya wabah Corona. Hal ini disampaikan Bupati  saat mengikuti kegiatan panen padi di Desa Sumilir Kecamatan Kemangkon, Jumat (17/4).

"Hasil panen padi di Purbalingga pada musim tanam kali ini, saya kita masih sangat bagus. Insya Allah, ketersediaan pangan kita masih akan mencukupi. Apalagi setelah panen ini selesai, petani masih akan langsung menggarap sawahnya lagi," katanya.

Dengan kebutuhan pangan lainnya seperti sayuran, Bupati menilai aktivitas petani sayur dan hortikultura di wilayahnya, tidak sampai terganggu wabah. Dengan demikian, untuk kebutuhan pangan ke depan diperkirakan tidak akan ada persoalan.

Kepala Dinas Pertanian Purbalingga, Mukodam, membenarkan kegiatan pertanian di wilayahnya memang tidak terpengaruh adanya wabah Covid-19. Bahkan dia menyebutkan, hasil panen kali ini relatif lebih baik dibanding panen sebelumnya karena ketersediaan air mencukupi.

Secara keseluruhan, kata Mukodam, luas lahan sawah di Kabupaten Purbalingga sebenarnya mencapai sekitar 18 ribu hektar. Namun pada musim tanam kali ini, hanya sekitar 15 ribu hektar yang ditanam padi, karena sebagian lainnya ditanami jagung dan ubi. ''Dengan hasil panen ini, kami perkirakan pada akhir April 2020, Purbalingga akan mengalami surplus beras hingga 1.400 ton beras,'' katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati dengan didampingi Kepala Dinas Pertanian melakukan panen padi di lahan persawahan milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Waluyo Tani. Panen dilakukan dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) combine harvester.

Ketua Gapoktan Sri Waluyo Tani, Agus Irahmat, menyatakan Gapoktan yang dipimpinnya merupakan gabungan dari empat kelompok tani yang Desa Sumilir dan sekitarnya. Sedangkan luas lahan sawah yang digarap mencapai sekitar 175 hektar.

"Karena lahan yang digarap kelompok tani cukup luas, proses panen padi tidak menggunakan tenaga manusia atau manual, tetapi menggunakan combine harvester yang dipinjam dari Unit Pengelola Jasa Alsintan (UPJA) Kemangkon," katanya.

Agus juga menyatakan, meski pada musim tanam kali ini ada serangan hama wereng, namun serangan hama ini relatif terbatas karena dapat diatasi dengan obat anti hama. Sedangkan jenis padi yang ditanam, hampir seluruhnya merupakan jenis padi Inpari 32. "Kita belum bisa memperkirakan hasil produksi. Tapi kami perkirakan, setiap hektar sawah bisa menghasilkan 7 ton gabah kering panen," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement