Jumat 17 Apr 2020 16:15 WIB

Batam Berhasil Lacak 38 Penumpang KM Kelud

Penumpang KM Kelud yang turun di Batam diminta melapor untuk mengikuti rapid test.

Otoritas kesehatan di Batam berhasil melacak 38 orang penumpang KM Kelud yang dikhawatirkan terpapar Covid-19. Diketahui, 14 orang ABK-nya diidentifikasi positif Covid-19.
Foto: ANTARA/septianda perdana
Otoritas kesehatan di Batam berhasil melacak 38 orang penumpang KM Kelud yang dikhawatirkan terpapar Covid-19. Diketahui, 14 orang ABK-nya diidentifikasi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Otoritas kesehatan di Batam berhasil melacak 38 orang penumpang KM Kelud yang dikhawatirkan terpapar Covid-19. Diketahui, 14 orang ABK-nya diidentifikasi positif Covid-19.

"Sudah bisa di-tracing," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi di Batam, Jumat (17/4).

Baca Juga

Sebanyak 38 penumpang KM Kelud dari Jakarta turun di Batam. Otoritas kesehatan meminta seluruh penumpang untuk segera melapor untuk ikut pemeriksaan rapid test, untuk memastikan tidak terpapar virus corona.

Didi menyatakan, berdasarkan penelusuran, 38 orang penumpang KM Kelud, berada di beberapa kecamatan kota setempat.

Sementara itu, dari 40 orang ABK KM Kelud yang kini dikarantina di Pulau Galang, 14 di antaranya sudah dinyatakan positif Covid-19. Satu orang dinyatakan negatif dan 25 lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan.

Didi menegaskan, dengan hasil 14 orang positif, maka petugas akan memisahkan tempat karantina dengan seorang yang negatif dan 25 orang lain yang masih menunggu hasil swab.

"ABK yang 14 ini dipisahkan dari yang lain. ABK yang swabnya belum keluar, dipisahkan dengan yang sudah keluar," kata dia.

Berdasarkan kebijakan, maka data ABK KM Kelud yang positif Covid-19 tidak masuk dalam daftar pasien positif Covid-19 Kota Batam. "Untuk crew Kelud, tidak masuk kasus Kota Batam, karena mereka bukan penduduk Batam dan tertular bukan di Batam," kata Didi.

Hal senada dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep yang menyatakan semestinya pasien positif Covid-19 dari ABK tidak masuk laporan Batam. "Karena akan membuat bias kondisi sesungguhnya. Kalau datanya dimasukkan, maka kasus positif di Batam akan menjadi 3 kali lebih besar dari kondisi sesungguhnya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement