Jumat 17 Apr 2020 14:14 WIB

AS Catat 4.491 Kematian Akibat Corona Hanya dalam 24 Jam

AS mencatat jumlah kematian akibat corona tertinggi dalam sehari.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri membawa jenazah menuju kamar jenazah darurat di Wyckoff Heights Medical Center, New York, Senin (6/4). Virus Corona menyebabkan gejala ringan atau sedang bagi kebanyakan orang, tetapi bagi sebagian orang, terutama orang tua dan orang dengan masalah kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.
Foto: AP/John Minchillo
Pekerja medis mengenakan alat pelindung diri membawa jenazah menuju kamar jenazah darurat di Wyckoff Heights Medical Center, New York, Senin (6/4). Virus Corona menyebabkan gejala ringan atau sedang bagi kebanyakan orang, tetapi bagi sebagian orang, terutama orang tua dan orang dengan masalah kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- John Hopkins University and Medicine mencatat kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai 32.917, Kamis (16/4) pukul 20.00 waktu setempat. Angka itu menandai peningkatan 4.491 kematian dalam 24 jam terakhir yang tertinggi selama pandemi.

Namun demikian, angka tersebut termasuk kematian yang dimungkinkan terkait Covid-19 yang sebelumnya tidak dimasukkan. Pekan ini, negara bagian New York City mengumumkan 3.778 kematian karena virus corona.

Baca Juga

Pada Kamis malam, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mencatat 31.071 kematian akibat virus corona, termasuk 4.141 kematian akibat virus. AS memiliki angka kematian tertinggi di dunia, diikuti Italia dengan 22.170 kematian, meski populasinya seperlima dari AS.

Spanyol mencatat 19.133 kematian, dan Prancis mencatat 17.920 kematian. Lebih dari 671.425 kasus corona tercatat di seluruh AS.

New York, pusat dari epidemi Covid-19 di AS telah menderita lebih dari 12 ribu kematian di seluruh negara bagian saja. Sementara itu, Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk membuka kembali ekonomi AS, yang memungkinkan gubernur masing-masing negara bagian untuk mengambil pendekatan bertahap untuk membuka kembali negara masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement