Jumat 17 Apr 2020 14:08 WIB

Farmasi UGM Buat VTM untuk Bantu Deteksi Covid-19

Sampel dibawa menggunakan VTM ke laboratorium tersertifikasi untuk diuji.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Petugas medis menunjukkan tabung Virus Transfer Media (VTM) untuk SWAB Test.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis menunjukkan tabung Virus Transfer Media (VTM) untuk SWAB Test.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) memproduksi Viral Transport Medium (VTM) atau media pembawa virus. Hal ini dilakukan sebagai upaya membantu pengujian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Ketua Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM, Ika Puspitasari menilai, itu jadi solusi pesanan VTM yang tidak kunjung datang. Apalagi, VTM media pembawa spesimen sampel lendir hidung dan tenggorokan pasien tes swab.

Sampel dibawa menggunakan VTM ke laboratorium tersertifikasi untuk diuji lebih lanjut apakah positif atau negatif corona. Melihat posisi VTM yang penting dan langka, mereka berinisiatif mengadakan program pengadaan VTM.

Pembuatan dilakukan di Laboratorium Advanced Pharmaceutical Sciences (APS) Fakultas Farmasi UGM. Ika berharap, produksi ini mampu penuhi kebutuhan VTM di lab-lab pengujian swab PCR yang selama ini membeli VTM siap pakai.

"Namun, akhir-akhir ini pemesanan tidak kunjung datang dan harganya mahal," kata Ika, Rabu (15/4).

Dosen Lab. Rekayasa Makromolekul Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UGM, Riris Istighfari Jenie menekankan, pembuatan VTM ini mengacu protokol Centers for Disease Control and Prevention Amerika.

Prosesnya membutuhkan beberapa alat seperti biosafety cabinet, waterbath, filter steril ukuran 0,20-0,45 mikron. Sedangkan, bahan-bahan yang dipakai seperti Fetal Bovine Serum (FBS).

Dilakukan heat inactivated, Hanks Balanced Salt Solution (HBSS), gentamicin sulfate dan amphotericin B. Prosedur meliputi inaktivasi FBS dalam waterbath penyiapan antibiotik dengan mencampurkan gentamicin sulfate dan amphotericin B.

Berikutnya, bahan-bahan itu dicampurkan ke buffer HBSS. Penyimpanan sediaan VTM dilakukan pada suhu 2-8 derajat celius. Riris berharap, pengadaan bahan baku bisa lebih diprioritaskan karena beberapa bahan dipesan dari Jakarta.

"Sedangkan, Jakarta dan beberapa daerah sedang menjalankan PSBB, sehingga memperlambat proses pengadaan bahan baku tersebut," ujar Riris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement