Jumat 17 Apr 2020 12:11 WIB

Pemkot Solo Anggarkan Rp 100 Juta untuk Pakan Satwa

Dana Rp 100 juta itu untuk pengadaan pakan satwa di Taman Satwa Taru Jurug

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mengenalkan satwa jenis burung dengan media daring di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020). Selain untuk edukasi mengenal satwa, kegiatan tersebut digelar TSTJ Solo agar orang tua mendampingi anak-anaknya belajar di lingkungan rumah guna mematuhi anjuran pemerintah mencegah penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA / Maulana Surya
Petugas Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo mengenalkan satwa jenis burung dengan media daring di Solo, Jawa Tengah, Jumat (10/4/2020). Selain untuk edukasi mengenal satwa, kegiatan tersebut digelar TSTJ Solo agar orang tua mendampingi anak-anaknya belajar di lingkungan rumah guna mematuhi anjuran pemerintah mencegah penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,  SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan anggaran senilai Rp 100 juta per bulan untuk pengadaan pakan satwa di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) selama masa pandemi Covid-19. Anggaran tersebut diambil dari dana penanggulangan Covid-19.

Wahana wisata Taman Jurug ditutup untuk wisatawan sejak Pemkot Solo menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona pada 13 Maret 2020. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menjaskan, selama ini pengadaan makanan satwa di TSTJ berasal dari pendapatan tiket masuk. Setelah hampir lima pekan tidak menerima pengunjung, otomatis tidak ada pemasukan.

"Paling tidak Rp 100 juta sebulan. Pasti kami penuhi karena tidak ada pemasukan. Kami ambilkan dari biaya Covid-19 Kota Solo," kata Wali Kota, Kamis (16/4).

Menurutnya, Pemkot tidak harus mengeluarkan dana seandainya ada masyarakat yang menjadi donatur. Karenanya, dia mendorong relawan lingkungan atau pecinta satwa untuk berpartisipasi memberikan makan satwa di TSTJ.

"Kalau ada donatur atau relawan menyumbang uang tunai bisa kami salurkan untuk Taman Jurug," ucapnya.

Sebelumnya, Direktur Perusahaan Daerah TSTJ, Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso, mengatakan, selama tidak menerima pengunjung, operasional TSTJ berjalan seperti biasa. Perawatan satwa menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan. Lebih dari 300 satwa membutuhkan perawatan rutin termasuk pakan.

Dalam sebulan, TSTJ mengeluarkan biaya sekitar Rp 200 juta untuk pakan satwa. Selama ini, anggaran pakan dicukupi dari hasil penjualan tiket. Setiap bulan, jumlah pengunjung TSTJ sekitar 25 ribu orang dengan harga tiket Rp 20 ribu. Artinya, penjualan tiket per bulan mencapai sekitar Rp 500 juta.

"Kami melihat ini penundaan saja untuk pengunjung. Nanit kalau sudah buka lagi malah menjadi peluang karena masyarakat butuh hiburan," ucapnya saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.

Di sisi lain, Bimo menyatakan kondisi satwa di TSTJ dalam keadaan baik. Tidak ada laporan satwa yang sakit atau mati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement