Kamis 16 Apr 2020 21:10 WIB

Pertumbuhan Kredit Turun Drastis pada Kuartal I 2020

Pelambat pertumbuhan permintaan kredit baru terbesar pada kredit konsumsi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta. Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kuartalan kredit baru melambat pada kuartal I-2020.
Foto: Republika/Prayogi
Bank Indonesia (BI): Seorang melintas didekat logo Bank Indonesia Jakarta. Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kuartalan kredit baru melambat pada kuartal I-2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kuartalan kredit baru melambat pada kuartal I-2020. Hal itu tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada kuartal I-2020 sebesar 23,7 persen. 

Nilai tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan 70,6 persen pada kuartal sebelumnya (quarter to quarter/ qtq) dan 57,8 persen pada kuartal I-2019 (year on year/yoy). "Berdasarkan jenis penggunaan, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru bersumber dari seluruh jenis kredit, dengan penurunan terbesar pada jenis kredit konsumsi," ungkap hasil Survei Perbankan Bank Indonesia seperti dirilis Kamis (16/4).

Baca Juga

Kebijakan penyaluran kredit pada kuartal II-2020 diprakirakan lebih longgar. Prakiraan tersebut terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) sebesar 9,1 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan 10,9 persen pada kuartal sebelumnya.

Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama akan dilakukan untuk jenis kredit modal kerja dan kredit UMKM. Adapun aspek kebijakan penyaluran kredit yang akan diperlonggar yaitu suku bunga kredit, biaya persetujuan kredit, jangka waktu kredit, dan plafon kredit.

Hasil survei mengindikasikan pertumbuhan kredit yang menurun untuk keseluruhan tahun 2020. Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 5,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi kredit pada 2019 sebesar 6,1 persen dan prakiraan pada survei periode sebelumnya sebesar 9,4 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement