Kamis 16 Apr 2020 20:31 WIB

330 UMKM Siap Produksi APD

Kemenkop telah mendata jumlah Koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja menyelesaikan pembuatan alat pelindung diri (APD) tenaga medis dan non medis di sebuah industri rumahan, di Kawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Pembuatan APD tenaga medis dan non medis yang merupakan pesanan salah satu rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan standart keamanan Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19
Foto: ANTARA FOTO
Pekerja menyelesaikan pembuatan alat pelindung diri (APD) tenaga medis dan non medis di sebuah industri rumahan, di Kawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Pembuatan APD tenaga medis dan non medis yang merupakan pesanan salah satu rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan standart keamanan Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengimbau kepada para pelaku Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengikuti protokol social distancing. Namun tetap menjalankan aktivitas produksi untuk bertahan hidup.

Kemenkop pun mendorong UMKM memproduksi Alat Pelindung Diri (APD). Demi memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19 dan pemenuhan permintaan pasar terhadap produk APD.

Baca Juga

"Para Koperasi dan UMKM banting setir memproduksi APD berupa coverall bagi tenaga medis serta masker dan handsanitizer bagi masyarakat umum. Sehubungan hal itu, Kemenkop terus mendorong para pelaku usaha khususnya KUMKM yang memproduksi APD, masker dan handsanitizer dalam membantu pemenuhan kebutuhan produk tersebut di dalam negeri," ujar Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop UKM Victoria br Simanungkalit dalam konferensi pers virtual di Jakarta, pada Kamis, (16/4).

Kemenkop, kata dia, telah mendata jumlah Koperasi dan UMKM yang terdampak melalui call center. Dari data tersebut, sebanyak 330 UMKM yang berasa dari 16 provinsi, siap memproduksi APD.

Victoria menyatakan, kementerian telah menjalin komitmen dengan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan bahan baku, standarisasi produk. Sekaligus akses pemasaran produk Koperasi dan UMKM dimaksud.

Salah satunya yakni menggandeng PT Daruma Adira Pratama terkait quality control dan akses pemasaran produk APD yang diproduksi oleh Koperasi dan UMKM melalui program Karya Nusantara. Sudah ada beberapa Koperasi dan UMKM (KUMKM) yang standar produknya sesuai standar kurasi program 'Karya Nusantara by Daruma'.

Beberapa KUMKM itu meliputi PT Semesta Raya Bertasbih, Primed Coverall Suit, La Suntu Tastio, PT Sinar Utama Madura, Tewe Tewe Art, Anggrek KCB, dan Batu Beling. "Para KUMKM tersebut akan dipertemukan dengan beberapa buyer potensial seperti holding BUMN bidang farmasi, Lembaga Kemanusiaan, Kementerian Kesehatan, dan BNPB," ujar Victoria.

Saat ini Program Karya Nusantara telah mendapatkan order sebanyak 15 ribu masker nonmedis yang diproduksi oleh Koperasi UMKM terkurasi. Kemenkop juga menjalin komitmen dengan PT Kimia Farma, untuk menyuplai masker nonmedis sebanyak 500 ribu per bulan selama pandemik, yang diproduksi oleh KUMKM.

"Demi mendukung upaya tersebut, Kementerian Kesehatan akan mempermudah prosedur pengurusan ijin edar bagi produk alkes (alat kesehatan). Termasuk surat keterangan produk nonalkes untuk masker non medis," jelas Victoria.

Secara rinci, Kemenkop UKM mencatat, sebanyak 80 UKM sudah ada di dalam katalog yang diterbitkan Kemenkop, sementara kurang lebih 100 UKM sudah terkurasi. Sedangkan sekitar 300 UKM masih dalam proses verifikasi data dan kurasi.

Ketua Tim Karya Nusantara Deasy Nurmalasari menambahkan, Karya Nusantara terlahir dari visi untuk mengkatalisasi UKM. "Kami berterima kasih sudah didukung, sehingga kami memperoleh data base atau UKM-UKM unggulan," ujarnya pada kesempatan serupa.

Setelah data tersebut didapat dari Kemenkop, tim melakukan kurasi. Di antaranya memastikan kapasitas produksi UKM masing-masing, dan mengecek sampelnya.

"Kami ingin memenuhi perlengkapan tenaga kesehatan dengan harga wajar dan membantuk UKM dengan pembeli besar," kata Deasy.

Ia mengungkapkan, per kemarin, sudah banyak produk kesehatan UKM yang tengah diuji laboratorium.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement