Kamis 16 Apr 2020 17:12 WIB

BUMN Bersiap Produksi Ventilator

Kementerian BUMN menunjuk PT Indofarma untuk menyerap dan mendistribusikan ventilator

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta tiga BUMN seperti PT LEN (Persero), PT Pindad (Persero), PTDI (Persero), memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator. Keberadaan ventilator sangat penting dalam penanganan corona.
Foto: BBC
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta tiga BUMN seperti PT LEN (Persero), PT Pindad (Persero), PTDI (Persero), memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator. Keberadaan ventilator sangat penting dalam penanganan corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta tiga BUMN seperti PT LEN (Persero), PT Pindad (Persero), PTDI (Persero), memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator. Keberadaan ventilator sangat penting dalam penanganan corona. 

Kementerian BUMN juga menunjuk PT Indofarma untuk menyerap dan mendistribusikan produksi ventilator dari ketiga BUMN yang bergerak di sektor industri pertahanan tersebut. 

Baca Juga

"Hari ini, mudah-mudahan juga apa yang dilakukan para penemu ventilator lokal, kita akan sinergikan dengan industri pertahanan kita. Saya kemarin coba kontak yang ada di industri pertahaan untuk coba sinergikan," ujar Erick di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Jakarta, Kamis (16/4).

Erick mengaku miris melihat ketergantungan bahan baku obat dan alat kesehatan Indonesia dari luar negeri. Erick menilai ketergantungan ini menjadi persoalan bagi bangsa ketika terjadi situasi yang tidak biasa, terutama saat pandemi corona.

"Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat. Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri," kata Erick. 

Ia berupaya mengikis ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan dengan mendorong produksi lokal. Erick menyebut pandemi corona merupakan sebuah momentum bagi bangsa untuk bergotong royong. Erick tak menampik besarnya tantangan dalam mewujudkan industri nasional, namun hal itu bukan berarti mustahil dilakukan.

"Saya berharap Kementerian BUMN terus bersinergi dengan kementerian lainnya, kita tidak punya ego sektoral," kata Erick menambahkan. 

PT Indofarma (Persero) mengaku siap menyerap dan mendistribusikan ventilator hasil produksi tiga BUMN tersebut. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menilai produk ventilator lokal sangat dibutuhkan dalam penanganan Korona dan juga untuk kebutuhan di masa yang akan datang. 

Selama ini, kata Arief, Indofarma lebih banyak mengimpor ventilator dari China. Indofarma sulit mencari ventilator dalam negeri lantaran hanya ada dua perusahaan yang mampu memproduksinya, itu pun dalam jumlah yang cukup terbatas. Terlebih dengan tingginya permintaan ventilator saat ini. Sementara ventilator dari China pun saat ini mengalami hambatan mengingat tingginya permintaan dari banyak negara di dunia yang mengakibatkan melonjaknya harga ventilator dari negeri Tirai Bambu tersebut.

"Masalahnya di mana-mana di seluruh dunia butuh ventilator, antara permintaan dan suplai //jomplang//, harga sudah tidak karuan," ucap Arief. 

Upaya memproduksi sendiri ventilator disebut menjadi opsi yang tepat. Arief menyampaikan, selain BUMN, terdapat sejumlah universitas dan lembaga penelitian seperti UI, ITB, BPPT, hingga LIPI yang terlibat dalam proyek tersebut. 

"Nanti akan dipilih sama produsen (LEN, Pindad, PTDI) yang mana yang digunakan, nanti kita menyerap dari tiga produsen ini," lanjut Arief.

Arief mengaku akan ada pembahasan lebih lanjut antara Indofarma dengan tiga produsen ventilator. Saat ini, lanjut Arief, ketiga BUMN tersebut tengah melakukan serangkaian tes untuk produksi ventilator. Setelah mendapat lampu hijau, kata Arief, Indofarma siap mendistribusikan produk ventilator BUMN ke sejumlah daerah yang menjadi episentrum Korona seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. 

Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan langkah BUMN melakukan inisiasi produksi ventilator nasional ini patut dipuji. Kata Toto, ini fungsi perusahaan negara yang perlu hadir melayani publik saat negara dalam kondisi darurat kesehatan.

"Inisiatif ini bisa efektif karena negara langsung mengendalikan BUMN. Hal ini juga jadi pembelajaran ke depan di sektor esensial mana BUMN wajib hadir sehingga selalu siap saat dibutuhkan dalam kondisi apa pun," ucap Toto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement