Kamis 16 Apr 2020 13:35 WIB

Kementan: Inpari 48 Blas, Varietas Padi Unggul Tahan Hama

Inpari 48 Blas berpotensi menghasilkan gabah hingga 9,13 ton per hektare.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Padi varietas Inpari.
Foto: Balitbangtan
Padi varietas Inpari.

REPUBLIKA.CO.ID, 

JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian resmi melepas varietas padi unggul baru Inpari 48 Blas. Varietas baru tersebut diklaim berpotensi menghasilkan gabah hingga 9,13 ton per hektare serta lebih tahan pada hama penyakit dibanding kelompok varietas Inpari sebelumnya.

Kepala Balitbangtan Kementan, Fadjry Djufry, menuturkan, varietas Inpari 48 Blas memiliki rata-rata hasil gabah kering giling (GKG) sebanyak 7,64 ton per hektare, namun tetap dengan potensi 9,13 ton per hektare.

Rata-rata hasil potensi itu jauh lebih tinggi dari tiga varietas sebelumnya, yakni Inpari 30, Inpari 32, dan Inpari 43. Selain itu, Inpari 48 Blas juga tahan terhadap hawar daun bakter dan memiliki ketahanan terhadap empat ras utama penyakit blas.

"Selain itu, Inpari 43 Blas juga tahan terhadap hama wereng coklat," katanya, Rabu (15/4).

Dikatakan Fadjry, varietas ini juga memiliki kulit gabah yang tipis dengan rendemen beras pecah kulit berkisar 77,8 persen dan beras kepala 95,1 persen. Varietas tersebut bertekstur nasi pulen dengan kadar amilosa setara Ciherang, yaitu besar 23,58 persen.

"Inpari 48 Blas memiliki daya hasil tinggi dan rasa nasi disukai masyarakat. Diharapkan dapat memberikan alternatif varietas bermutu kepada petani di lahan sawah irigasi," kata Fadjry. 

Dia mengatakan, cara yang paling efektif, murah, dan ramah lingkungan dalam pengendalian penyakit blas adalah menggunakan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan harus disesuaikan dengan sebaran ras yang ada di suatu daerah.

Di sisi lain, upaya yang perlu diperhatikan dalam penggunaan varietas tahan adalah dengan tidak menanam satu varietas secara luas dan terus menerus. Bila padi ditanam terus menerus sepanjang tahun maka harus dilakukan pergiliran varietas.

Beberapa varietas yang berbeda tingkat ketahanannya ditanam pada satu areal, dapat mengurangi tekanan seleksi terhadap patogen. Sehingga, dapat memperlambat terjadinya ras baru patogen dan patahnya ketahanan suatu varietas.

“Salah satu upaya untuk mengatasi hal peningkatan produktivitas serta ketahanan terhadap organisme penganggu tanaman utama maka perlu diupayakan perakitan varietas unggul baru padi sawah, yang memiliki produktivitas lebih tinggi dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan varietas unggul yang sudah ada," kata Fadjry.

Dikatakannya, Unit Pengelola Benih Sumber pada Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, saat ini sedang memproduksi benih dari varietas Inpari 48 baik untuk benih label kuning (BS), label putih (FS) dan label ungu (SS) agar segera dapat disebarluaskan pada tahun ini. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement