Kamis 16 Apr 2020 06:15 WIB

Start Up Bertambah, Bukti Kementan Percepat Regenerasi

Generasi milenial pertanian tak hanya bertani namun juga cerdas gunakan teknologi.

Rahman salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan menjadi Duta Petani Milenial.
Foto: BPPSDMP Kementan
Rahman salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan menjadi Duta Petani Milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kian bertambahnya start up di bidang sektor pertanian merupakan bukti Kementerian Pertanian (Kementan) serius melakukan percepatan regenerasi petani. Saat ini generasi milenial bidang pertanian tak hanya sekadar bertani namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.

Seperti yang ditegaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) hidupnya pertanian adalah hidupnya bangsa termasuk generasi milenial. “Hari ini kita bicara pertanian yang maju mandiri dan modern. Saat ini kita dihadapkan dengan paradigma baru, yaitu cloud digital. Punya anak milenial yang bisa hubungkan awan digital dengan pertanian maka dunia dalam genggaman," ujar Mentan Syahrul dalam siaran persnya. 

Rahman salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan menjadi Duta Petani Milenial, pada Senin (13/4), berhasil menjadi petani pengusaha dalam budidaya Hortikultura khususnya bawang merah dan cabai. Pemuda asal Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan ini dalam kesehariannya juga sebagai Ketua Kelompok Tani Moncong Kallang 3 sekaligus sebagai Ketua Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Merapi yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian.

Usaha yang telah ditekuninya selama 10 tahun ini membuahkan hasil yang memuaskan.

"Alhamdulillah, panen terakhir bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 95 juta dari bawang merah dan Rp 35 juta dari tanaman cabai yang ditanam," ujar Rahman.

Dengan hasil yang diperolehnya selama ini, ia ingin menjadi pelopor pelaksanaan program peningkatan produksi pertanian khususnya di bidang hortikultura. "Sudah semakin banyak yang merasakan manfaat dari sisi finansial jika fokus di bidang pertanian, bahkan ada diantara rekan kami pengelola P4S sesama petani muda yang mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 50 juta dalam sebulan," tuturnya.

Rohman mengakui profesinya ini sangat nyaman. Ada banyak manfaat dari profesi sebagai petani atau terlibat dalam bidang pertanian. Diantaranya adalah kebebasan mengatur waktu, sehat secara fisik karena senantiasa berkeringat.

Selain itu menurutnya, dalam hal finansial orang yang fokus dalam bidang pertanian bisa memiliki penghasilan yang lebih baik dari profesi lainnya. "Sebagai contoh, dengan lahan 1,5 hektare yang ditanami komoditas hortikultura, saya bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 130 juta dalam jangka 5 bulan. Ini berarti, dalam 1 bulan rata-rata penghasilan sekitar Rp 26 juta.

Untuk itu Saya juga berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi petani. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor pertanian. "Bertani itu menjanjikan dan menguntungkan,”ungkap Rahman.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyampaikan saat ini start up pertanian semakin bertambah dan meningkat, membuktikan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang punya peluang besar. “Generasi milenial saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian akan makin menguasai bagaimana mengembangkan pertanian mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis. Apalagi ditambah dengan memanfaatkan teknologi digital akan makin menjanjikan tentunya”, tegas Dedi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement