Kamis 16 Apr 2020 02:00 WIB

PDP Meninggal di Indramayu jadi 13 Orang

Total ODP di Indramayu berjumlah 547 orang.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
PDP Meninggal di Indramayu jadi 13 Orang. Foto: Ilustrasi Penyebaran Virus Corona
Foto: MgIT03
PDP Meninggal di Indramayu jadi 13 Orang. Foto: Ilustrasi Penyebaran Virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di Kabupaten Indramayu kembali bertambah. Sejumlah upaya pun akan terus dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di daerah tersebut.

Penambahan jumlah PDP yang meninggal itu terlihat dari data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu. Pada Rabu (15/4), jumlah PDP yang meninggal mencapai 13 orang.

Baca Juga

Selain itu, adapula 10 pasien yang dinyatakan selesai pengawasan dan 20 orang masih diawasi. Dengan demikian, total PDP di Kabupaten Indramayu sebanyak 43 orang.

Jumlah PDP yang meninggal itu mengalami penambahan tiga orang dibandingkan sehari sebelumnya. Pada Selasa (14/4), jumlah PDP yang meninggal dunia mencapai sepuluh orang. Selain itu, delapan pasien dinyatakan selesai pengawasan dan 22 orang masih diawasi, sehingga totalnya ada 40 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, mengakui, di antara para PDP yang meninggal itu ada yang belum dilakukan swab. Pasalnya, pelaksanaan swab hanya bisa dilaksanakan oleh analis yang sudah terlatih oleh Kemenkes, dan posisinya ada di RSUD Indramayu.

Sedangkan di sisi lain, ada PDP yang kematiannya begitu cepat sehingga belum sempat dirujuk ke RSUD Indramayu.

‘’Contoh kasus, ada pasien datang ke RSUD MA Sentot Pantura pukul 03.00 WIB, terus (kondisinya) memburuk dan meninggal pukul 10.00 WIB,’’ kata Deden.

Sementara itu, untuk jumlah total orang dalam pemantauan (ODP), mencapai 547 orang. Dari jumlah itu, 271 orang dinyatakan selesai dan 276 orang masih dipantau.

‘’Untuk pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Indramayu ada satu orang, dan masih dalam perawatan di rumah sakit,’’ terang Deden.

Deden mengakui, hingga saat ini imbauan untuk melakukan social/physical distancing belum dilakukan secara maksimal oleh masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan keterlibatan tokoh masyarakat/tokoh agama untuk mensosialisasikan hal tersebut.

‘’Dari hasil rapat kemarin, kami akan terus memperketat social/physical distancing dibantu dengan polisi dan tentara,’’ tegas Deden.

Selain itu, upaya lainnya adalah memperkuat tupoksi gugus tugas sampai tingkat desa dan memperbanyak informasi edukatif ke masyarakat. Tak hanya itu, cek point uga akan dilakukan di sembilan titik pintu masuk.

Adapun sembilan titik pintu masuk itu, yakni Krangkeng, Tukdana, Cikamurang, Bantarwaru, Stasiun KA Jatibarang, Stasiun KA Haurgeulis, TPI Dadap, TPI Karangsong dan TPI Eretan Wetan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement