Dua Alternatif Pengiriman Makanan untuk Pasar Ramadhan

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 16 Apr 2020 01:00 WIB

Dua Alternatif Pengiriman Makanan untuk Pasar Ramadhan. Foto: Bazar Ramadhan di Malaysia. Foto ilustrasi. Foto: Malay Mail/Farhan Najib Dua Alternatif Pengiriman Makanan untuk Pasar Ramadhan. Foto: Bazar Ramadhan di Malaysia. Foto ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA — Menteri Senior Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob menyatakan kabinet telah mengizinkan kios-kios di pasar-pasar Ramadhan untuk melakukan pengiriman makanan meskipun terdapat kekhawatiran bahwa tingkat keramaian lalu lintas akan meningkat.

Ismail menyebutkan masalah tersebut telah dibahas dalam pertemuan kabinet mingguan hari ini, di mana pemesanan makanan secara online dari kios dan dikirimkan ke rumah melalui pelayanan e-hailing dianggap dapat diijinkan.

Baca Juga

"Terdapat dua konsep lainnya yang sedang diajukan, yang pertama yaitu pemesanan dan pengambilan makanan pada kios bazar dan yang kedua yakni konsep drive-thru," kata Ismail dalam konferensi pers hariannya dikutip di MalayMail, Rabu (15/4).

Menteri Senior tersebut juga menambahkan bahwa kabinet telah meminta agar konsep-konsep ini ditinjau, karena kekhawatiran akan jumlah kendaraan yang meningkat seiring dengan kebijakan drive-thru.

"Saya yakin banyak warga yang ingin keluar pada saat yang sama untuk membeli makanan dari kios atau warung drive-thru, yang tentu saja dapat menyebabkan kemacetan,” jelasnya.

Kekhawatiran lainnya, menurut Islamil adalah kontrol polisi, karena ada kemungkinan warga menggunakan konsep drive-thru hanya sebagai alasan.

Sejak dimulainya gerakan dari perintah pembatasan aktifitas pada 18 Maret, hampir seluruh negara bagian di Malaysia telah melarang dibukanya bazar Ramadhan tradisional selama bulan puasa, pada Jum'at (24/4) mendatang.

Sebelumnya, Menteri Wilayah Federal, Tan Sri Annuar Musa menyebutkan pembuatan daftar pasar Ramadhan di 66 lokasi yang diizinkan di Kuala Lumpur dan Putrajaya akan rampung minggu depan. Sebagaimana stafnya telah merencanakan pertemuan dan diskusi dengan beberapa asosiasi pedagang mengenai bagaimana cara memposisikan dan memelihara kedai mereka sekaligus menerapkan jarak sosial.