Rabu 15 Apr 2020 19:42 WIB

Cerita Eks Direktur Milan Pergoki Wasit Dugem di Klub Malam

Wasit Jerman Dieter Pauly dugem ditemani direktur Red Star Belgrade, tim lawan Milan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Israr Itah
AC Milan.
Foto: www.artefak.org
AC Milan.

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan Direktur AC Milan Paolo Taveggia punya sejumlah kisah unik di belakang layar saat mendampingi Rossoneri berlaga di pentas Eropa. Salah satunya saat memergoki wasit dugem dengan pengurus klub lawan yang dihadapi Milan.

Pada putara kedua Liga Champions, dahulu bernama Piala Eropa, musim 1988/199, Milan menghadapi Red Star Belgrade. Setelah bermain imbang 1-1 pada leg pertama di San Siro, kedua tim berlaga pada leg kedua di Belgrade, 9 November 1988. 

Baca Juga

Pertandingan Red Star kontra Milan akhirnya harus ditunda pada menit ke-65 lantaran kabut tebal yang menyelimuti stadion. Awalnya, wasit asal Jerman Dieter Pauly ingin menunda laga selama 45 untuk melihat perkembangan situasi. Namun karena rayuan Taveggia, membuat laga itu digelar keesokan harinya.

Berawal dari Taveggia yang merokok sambil menunggu keputusan Pauly soal laga. Saat dia masuk ke ruang ganti Milan, Taveggia mengaku melihat sekitar lima pemain sudah berada di kamar mandi karena mengira laga sudah benar-benar berakhir.  Taveggia pun kelabakan dan dengan cepat menuju ke ruang wasit. Ia memohon kepada Pauly untuk menunda laga keesokan harinya. 

"Saat itu, saya harus mengambil keputusan yang cepat. Akhirnya, saya mengatakan kepada wasit dengan mengaku salah mengartikan perkataannya karena bahasa Inggris saya cukup buruk, serta karier saya dalam ancaman. Wasit pun berteriak dari jendela ruang wasit dan mengatakan,'pertandingan akan digelar besok'. Selama 20 tahun, saya tidak pernah mengatakan hal ini kepada orang lain. Saya hanya berlagak semua itu semata-mata keputusan wasit," kata Taveggia dalam wawancara dengan MilanNews.it seperti dikutip Football Italia, Rabu (15/4).

Namun, cerita di Belgrade itu ternyata tidak berhenti sampai di situ. Pada malam harinya, Tavaggia yang tak bisa tidur ingin mencari hiburan di klub malam setempat. Setelah mendapatkan rekomendasi dari resepsionis hotel, dia mendatangi salah satu klub malam ditemani oleh salah satu staf AC Milan. Selain itu, dia juga mendapat informasi, Pauly juga akan datang ke klub malam tersebut.

"Lucunya, 30 menit setelah saya datang, wasit Pauly dan hakim garis datang dengan mengendarai mobil Mercedes putih. Mereka bersama beberapa perempuan ditemani sejumlah direktur Red Star Beograd. Saat itu, saya dan Pauly saling beradu pandang. Tatapan itu seolah bermakna, 'Saya tahu apa yang kamu lakukan, dan saya tahu, kamu juga melihat saya'. Namun, pada saat itu, saya tidak berkata apa pun atau menyapa dia," ujar Taveggia, yang menjabat Direktur Milan pada 1986 hingga 1993 tersebut.

Keesokan harinya, laga diulang dari awal, padahal Red Star sehari sebelumnya sudah unggul 1-0. Pada laga ini, kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal. Milan sukses menyingkirkan Red Star Beograd lewat adu penalti dengan skor 4-2. Sejarah pun mencatat, di ujung turnamen, Milan sukses menggondol trofi si Kuping Besar dengan mengalahkan wakil Rumania, Steau Bukharest 4-0.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement